Dr Sukhbinder Kumar dari Newcastle University mengatakan ada hubungan antara bagian otak pendengaran dengan bagian otak yang mengatur emosi bernama amygdala. Ketika mendengar suara tertentu yang dianggap tak mengenakkan, hubungan antara dua bagian otak tersebut menguat.
Tes pada 13 partisipan yang diuji dengan MRI menunjukkan umumnya suara yang dianggap tak enak ada di sekitar frekuensi 2.000 sampai 5.000 Hz.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Frekuensi (2.000-5.000 Hz) adalah jarak di mana telinga kita paling sensitif. Meski masih ada banyak perdebatan mengapa telinga kita sensitif pada frekuensi itu, di dalamnya termasuk suara jeritan yang kita semua temukan tidak menyenangkan," kata Kumar.
Psikologis Dr Jennifer Brout dari Duke University yang menginvestigasi kondisi di mana seseorang bisa sangat merasa terganggu terhadap suara tertentu (misophonia), mengatakan ketika stimulus itu terjadi otak dapat memicu respon lari atau lawan.
Secara fisik tubuh seseorang menjadi lebih waspada. Beragam respon pun muncul seperti sensasi merinding atau reflek menutup telinga.
"Suara-suara ini tidak spesifik satu saja. Apa yang kami lihat pada pasien tampaknya seperti ada beberapa tema tertentu," kata Brout seperti dikutip dari ABC, Australia, Jumat (9/9/2016)
Baca juga: Gelisah Ingin Marah Kalau Dengar Suara Kuku? Mungkin Mengidap Misophonia (fds/vit)











































