Dijelaskan Deputi Direktur Alzheimer's Disease International (ADI), DY Suharya, bahwa Indonesia saat ini diperkirakan memiliki sekitar 1,2 juta pasien demensia. Jumlah tersebut menurut studi oleh peneliti King's College London bekerjasama dengan ADI dapat meningkat hingga 87 persen pada tahun 2030.
Bila dibiarkan begitu saja hal ini disebut akan berdampak pada perekonomian negara karena demensia adalah salah satu kondisi yang penanganannya memakan banyak sumber daya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pasukan Ungu Ini Siap Wujudkan Jakarta Kota Ramah Lansia
Menurut Suharya untuk mengatasinya maka perlu mulai ada perhatian serius pelatihan untuk para caregiver. Selain itu diperlukan juga kesiapan dari sistem kesehatan untuk melayani pasien-pasien demensia.
"Dari studi ada berbagai analisa cara untuk mengurangi biaya-biaya demensia sampai 40 persen. Yang jelas investasi yang diperlukan ada di caregiver training dan primary healthcare support," ujar Suharya.
Merawat pasien demensia bisa menjadi tantangan tersendiri karena kondisi tersebut memengaruhi memori, emosi, dan kemampuan pengambilan keputusannya. Caregiver perlu bisa mengerti, sabar, dan memaknai perilaku pasien di setiap tingkatan perjalanan penyakitnya.
"Ini akan berdampak pada semua. Orang dengan demensia akan berdampak pada caregiver yang merawatnya dan penelitian bahkan menyebut bahwa caregiver itu bisa meninggal duluan sebelum orang dengan demensianya," pungkas Suharya.
Baca juga: Kisah Haru di Balik Foto Lansia Berpegangan Ucapkan Salam Perpisahan
(fds/vit)











































