Premenstrual Dysphoric Disorder Disebut Berkaitan dengan Gangguan Sel

Premenstrual Dysphoric Disorder Disebut Berkaitan dengan Gangguan Sel

Puti Aini Yasmin - detikHealth
Senin, 20 Feb 2017 12:01 WIB
Premenstrual Dysphoric Disorder Disebut Berkaitan dengan Gangguan Sel
Ilustrasi nyeri haid (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Menjelang masa haid, wanita bisa saja mengalami Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) yang dapat memicu perubahan emosi. Nah, studi baru-baru ini menyebutkan bahwa PMDD berkaitan dengan gangguan pada sel.

Studi yang dilakukan oleh National Institue of Health (NIH) menyebutkan PMDD adalah penyebab biologi mengapa wanita mudah mengalami marah, sedih dan bahkan bunuh diri saat menjelang haid. PMDD sendiri adalah gangguan mood yang berdampak pada dua sampai lima persen wanita di usia repoduksi.

"Ini merupakan bentuk parah dari PMS (Premenstrual Syndrome). Gejala dari PMDD adalah mudah marah, sedih, depresi dan cemas saat menjelang haid. Begitu parah hingga membuat wanita melakukan bunuh diri," kata Dr Neelima Dubey, salah satu peneliti dari Pusat Nasional untuk Sel Science (NCCS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Menstruasi Bikin Depresi? Hati-hati Kena Premenstrual Dysphoric Disorder

"Temuan ini sangat penting karena merupakan bukti adanya sel yang abnormal pada wanita dengan PMDD. Sekarang, kita tahu wanita dengan PMDD memang tidak bisa mengendalikan perilaku emosional mereka," sambung Dubey.

Dikutip dari Indian Express, wanita dengan PMDD lebih sensitif terhadap perubahan hormon seks, seperti estrogen dan progesteron selama masa haid. Peneliti mengungkapkan, berkurangnya hormon seks dalam tubuh dapat menghilangkan gejala PMDD, sedangkan bertambahnya hormon seks justru memicu timbulnya kembali gejala.

Dalam studinya, peneliti membandingkan gen kompleks ESC/E (Z) (Ekstra Sex Combs atau Enhancer of Zeste) pada tubuh wanita dengan gejala dan tanpa gejala PMDD. Hasilnya, lebih dari setengah gen ESC/E (Z) terdapat pada wanita dengan PMDD.

Sementara, gen kompleks ESC/E (Z) adalah gen yang dapat berubah menjadi protein serta bisa merespons perubahan pada hormon seks dan stres.

Baca juga: Sulit Dikenali, Nyeri Haid Akibat Endometriosis Rentan Bikin Wanita Depresi

(rdn/vit)

Berita Terkait