Menurut peneliti dari Columbia University College of Dental Medicine, mengonsumsi ganja dapat meningkatkan risiko penyakit pada gusi.
"Kekhawatiran ini muncul karena ganja mulai dilegalkan di AS dan dikonsumsi secara luas, baik untuk kesenangan ataupun keperluan medis, tetapi efek sampingnya tidak dipertimbangkan," kata peneliti Jaffer Shariff, DDS, MPH.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Partisipan yang mengaku menghisap ganja satu atau dua kali dalam sebulan terakhir sebelum riset berpeluang lebih besar untuk memiliki gejala penyakit periodontal daripada yang tidak pernah atau jarang melakukannya.
"Faktanya, meski kami telah mengesampingkan faktor pemicu penyakit gusi lainnya seperti merokok, mereka hanya menghisap ganja memiliki risiko penyakit gusi mencapai dua kali lipat," lanjut Shariff seperti dilaporkan www.dental.columbia.edu.
Baca juga: 5 Efek yang Mungkin Bisa Ditimbulkan Ganja pada Otak
Menurut peneliti, gusi yang sehat dapat dilihat dari jarak ruang di antara gusi dengan gigi yang ditopangnya. Gigi dan gusi yang sehat terlihat menyatu dengan rapi, sebaliknya jika ada jarak di antara keduanya, maka dapat dicurigai sebagai periodontitis atau infeksi gusi serius yang merusak jaringan dan tulang yang menopang gigi.
Makin besar jaraknya, bisa dikatakan makin parah gejala periodontitisnya. Hanya saja peneliti tidak menyebutkan berapa banyak ganja yang dikonsumsi sehingga mengakibatkan periodontitis.
Namun perlu dipahami bahwa periodontitis yang tidak tertangani dapat mengakibatkan masalah serius seperti gusi bengkak dan berdarah, pengikisan gusi, munculnya celah di antara gigi, bau mulut, terasa nyeri saat mengunyah dan gigi tanggal.
Baca juga: Kata Dokter Soal Ekstrak Dagga di Tembakau Gorilla yang Memabukkan (lll/up)











































