Hal ini terutama berlaku bagi orang-orang dari ras kaukasia. Demi mendapatkan kulit yang lebih gelap banyak di antara mereka rela berjemur di bawah terik matahari pantai hingga berjam-jam meningkatkan paparannya terhadap sinar ultraviolet (UV) pemicu kanker.
Baca juga: Lewat Kampanye Lucu, Denmark Minta Bantuan Hindari Kanker Kulit
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu peneliti dr David Fisher menjelaskan krim bekerja dengan cara merangsang produksi pigmen melanin pada kulit. Dengan demikian seseorang tak perlu berisiko merusak sel-sel kulitnya dengan sinar UV.
"Sebetulnya tujuan utama kami adalah mencari cara baru untuk melindungi kulit dari radiasi UV dan kanker. Pigmen kulit yang lebih gelap diasosiasikan dengan risiko kanker yang lebih minimal sehingga ini bisa jadi kemajuan besar," kata dr David seperti dikutip dari BBC, Kamis (15/6/2017).
Krim berhasil menggelapkan kulit tikus di sebelah kanan. Foto: David Fisher/BBC |
Tes di laboratorium menunjukkan krim terbukti dapat membuat kulit tikus menjadi lebih gelap dan lebih mampu menangkis sinar UV. Nantinya peneliti berencana untuk memadukan krim penggelap kulit dengan tabir surya agar bisa melindungi secara maksimal.
Tabir surya memang bisa melindungi seseorang dari sinar UV namun menurut dr David kelemahannya adalah tidak bisa membantu dalam proses penggelapan kulit.
"Studi seperti ini masih perlu banyak riset lagi sebelum bisa diterapkan ke manusia. Tapi ini adalah sesuatu yang menarik," komentar Matthew Gass dari Asosiasi Dermatolog Inggris.
Baca juga: Gen 'Tabir Surya' Ini Mampu Lindungi Kulit dari Kanker (fds/up)












































Krim berhasil menggelapkan kulit tikus di sebelah kanan. Foto: David Fisher/BBC