Trauma Karena Bullying, Risikonya Depresi Hingga Bunuh Diri

ADVERTISEMENT

Trauma Karena Bullying, Risikonya Depresi Hingga Bunuh Diri

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Senin, 17 Jul 2017 13:12 WIB
Video aksi bullying terhadap mahasiswa berkebutuhan khusus (Foto: 20detik)
Jakarta - Jangan sampai niat bercanda berubah menjadi bullying seperti yang terjadi di Universitas Gunadarma. Studi menyebut risiko gangguan jiwa hingga bunuh diri mengintai para korban bullying.

Riset yang dilakukan National Institute of Occupational Health menyebut bullying merupakan penyebab bunuh diri yang paling sering dilupakan. Sebabnya, bullying bisa memicu depresi, gangguan jiwa yang berhubungan erat dengan kecenderungan untuk bunuh diri.

Penelitian dilakukan kepada 1.850 partisipan. Secara umum, 4,2 hingga 4,6 persen partisipan mengaku pernah mengalami bullying. Dari partisipan yang pernah mengalami bullying, sekitar 3,9 sampai 4,9 persennya memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Baca juga: Trauma Mengintai Anak Berkebutuhan Khusus Korban Bullying

Peneliti mengatakan bullying bisa menyebabkan bunuh diri karena korban merasa terkucilkan. Korban yang merasa terkucilkan akhirnya mengalami depresi dan memilih bunuh diri sebagai jalan keluar dari keadaannya yang sekarang.

Dihubungi terpisah, dr Andri SpKJ, FAPM dari Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera, korban bullying memang bisa mengalami masalah kejiwaan hingga gangguan jiwa. Depresi, rasa ketakutan berlebih hingga gangguan cemas merupakan beberapa di antaranya.

Baca juga: Ingin Bullying Diberantas? Psikolog: Kuncinya Sejak dari Keluarga

"Banyak pasien saya yang mengalami gangguan kecemasan, tidak pede hingga ketakutan biasanya terkait dengan masa lalu yang tidak baik, salah satunya adalah karena bullying," tutur dr Andri.

Dikatakan dr Andri, penyebab terjadinya bullying sendiri sangat beragam. Namun biasanya, bullying muncul karena korban dianggap berbeda dengan kondisi di sekitarnya.

"Orang bisa saja dibully tanpa sebab, tapi biasanya karena korban berbeda dari orang kebanyakan. Ada hal-hal yang membuatnya tampak aneh dan tidak sesuai dengan sekitar. Ini bisa menimbulkan ide untuk bully," tuturnya.

Baca juga: Saran Psikolog Agar Anak Berkebutuhan Khusus Tak Jadi Korban Bullying



(mrs/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT