"Jumlah total korban kolera di Yaman menyentuh angka setengah juta pada hari Minggu kemarin, dan hampir 2.000 orang meninggal sejak wabah pertama kali diketahui pada bulan April lalu," tulis WHO dalam keterangannya, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Jelang Musim Haji, WHO Ingatkan Risiko Infeksi Kolera
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vibrio cholerae, bakteri penyebab penyakit ini, menular lewat sumber air seperti sumur dan sungai yang tercemar kotoran manusia. Infeksi kolera dapat menyebabkan diare parah dan dehidrasi, dan bisa berakibat fatal bila terlambat ditangani.
"Penyebaran wabah kolera di Yaman memang sudah melambat, namun di daerah-daerah terdampak perang, kasus baru terus bermunculan tanpa penanganan yang cepat," tulis WHO lagi.
Baca juga: Selain Kolera, Penyakit Apa Saja yang Perlu Diwaspadai Saat Berhaji?
WHO bersama organisasi lain di Yaman sudah bekerja untuk membentuk klinik, panti rehabilitasi serta pengadaan obat dan alat kesehatan untuk mencegah penyebaran wabah kolera ini. Sayangnya, permasalahan baru timbul karena sebagian besar tenaga kesehatan di Yaman belum dibayarkan gajinya.
"Dokter dan perawat adalah tulang punggung kesehatan. Tanpa mereka, kami tidak bisa melakukan apa-apa di Yaman. Karena itu gaji mereka harus dibayar agar mereka bisa menyelamatkan nyawa," ungkap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Baca juga: Dalam 2 Minggu, Wabah Kolera di Yaman Tewaskan 51 Orang
(mrs/up)











































