Studi Oleh Robot Temukan Bahan Odol Bisa Jadi Obat Malaria

Studi Oleh Robot Temukan Bahan Odol Bisa Jadi Obat Malaria

Firdaus Anwar - detikHealth
Jumat, 19 Jan 2018 11:35 WIB
Studi Oleh Robot Temukan Bahan Odol Bisa Jadi Obat Malaria
Penampakan robot Eve di Cambridge University. (Foto: Reuters)
Jakarta - Parasit malaria saat ini semakin menunjukkan kekebalan terhadap obat yang biasa digunakan sehingga mau tidak mau harus segera dicari alternatifnya. Terkait hal tersebut program kecerdasan buatan menemukan bahan yang umum ada pada odol kemungkinan bisa dimanfaatkan.

"Ilmuwan robot' dari Cambridge University yang diberi nama Eve ini bekerja dengan cara melakukan pemindaian tingkat tinggi pada bahan-bahan berpotensi sebagai obat. Hasilnya dipublikasi dalam jurnal Scientific Reports bahwa zat triclosan yang umum dipakai di odol atau sabun dapat menghambat parasit malaria pada hati dan darah.

Baca juga: Ilmuwan Sebut Malaria 'Super' yang Kebal Obat Mengancam Asia Tenggara

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika masuk ke tubuh lewat gigitan nyamuk parasit malaria diketahui akan pergi menuju hati untuk tumbuh dewasa lalu berkembang biak. Setelah itu parasit akan menginfeksi sel darah merah menyebar di seluruh tubuh menimbulkan kerusakan sampai nanti kembali dihisap oleh nyamuk.

Salah satu peneliti yang terlibat dalam studi Elizabeth Bilsland mengatakan triclosan dalam hal ini berperan menghambat pertumbuhan parasit dengan menghentikan enzim bernama enoyl reductase (ENR). Pada odol hal yang sama bermanfaat untuk mencegah menumpuknya bakteri penyebab plak.

"Penemuan oleh rekan robot kami bahwa triclosan efektif menargetkan malaria memberi harapan pengembangan obat baru," kata Elizabeth seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/1/2018).

"Kita tahu bahwa triclosan adalah senyawa yang aman digunakan dan kemampuannya dalam menghambat malaria dalam dua titik siklus hidupnya berarti parasit ini tidak akan mengembangkan resistansi," lanjutnya.

Eve sendiri adalah robot yang memang sengaja dikembangkan untuk membantu penemuan obat baru. Ia bisa melakukan eksperimen, menerjemahkan hasilnya, dan membuat atau mengubah hipotesis yang sudah ada.

Baca juga: Pyrotherapy: Ketika Penyakit Malaria Sengaja Digunakan Sebagai Obat (fds/mrs)

Berita Terkait