Jakarta -
Mulai dari genetik hingga pengaruh gaya hidup peneliti terus berupaya mengidentifikasi apa saja yang dapat mendorong seseorang terkena kanker. Beberapa makanan contohnya sudah banyak terbukti bisa jadi pemicu kanker atau karsinogen sementara lainnya masih belum jelas.
Nah terkait hal tersebut saat ini setidaknya masih ada lima bahan makanan dan minuman yang diperdebatkan peneliti apakah termasuk karsinogen atau tidak.
Meski bukan berarti kita harus serta merta langsung menjauhinya, tidak ada salahnya untuk tahu:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 8 Makanan Ini Dipercaya Bisa Mencegah Munculnya Kanker
1. Kopi
Foto: thinkstock
|
Di Amerika Serikat kopi jadi bahan perbincangan karena kandungan senyawa acrylamide yang terbentuk ketika biji dipanggang. Atas hal tersebut organisasi nirlaba di sana sedang berusaha membuat para pemilik kedai memberikan peringatan pada konsumen bahwa kopi berbahaya.
Di tahun 2002, International Agency for Research on Cancer menggolongkan acrylamide ke dalam kelompok karsinogen 2A untuk manusia, tetapi didasarkan pada studi yang dilakukan terhadap binatang. Sedangkan menurut studi yang dilakukan pada manusia di tahun 2014 ditemukan 'tidak ada keterkaitan yang signifikan antara asupan acrylamide dari makanan dan berbagai jenis kanker'.
2. Teh Panas
Foto: iStock
|
Studi yang dilakukan para peneliti dari Peking University Health Science Center melihat bahwa konsumsi teh panas dapat meningkatkan risiko kanker esofagus. Namun dengan catatan bahwa hal ini tampaknya hanya terjadi pada para perokok dan orang yang gemar mengonsumsi minuman keras.
Hal ini terjadi kemungkinan bukan karena kandungan yang ada pada teh melainkan pengaruh dari suhu minuman. Konsumsi teh dengan suhu yang tinggi bisa semakin merusak sel-sel dinding esofagus para perokok atau peminum alkohol sehingga meningkatkan kejadian timbulnya tumor.
3. Asparagus
Foto: iStock
|
Senyawa bernama asparagine yang banyak ditemukan dalam sayur asparagus dalam studi terbaru di jurnal Nature disebut bisa berkaitan dengan kanker payudara. Tes pada tikus melihat bahwa ketika konsumsi aspagarine dibatasi maka sel kanker payudara jadi lebih sulit untuk berkembang.
Menurut peneliti ini terjadi kemungkinan karena sel kanker membutuhkan asparagine sebagai bahan makanan favoritnya. Namun sekali lagi tes masih dilakukan pada hewan sehingga belum tentu hal yang sama terjadi pada manusia.
4. Kedelai
Foto: Grandyos Zafna.
|
Kedelai mengandung fitoestrogen (isoflavon) bernama genestein dan daidzein dalam jumlah besar. Bahan kimia nabati ini meniru hormon estrogen yang dilihat oleh beberapa studi di jurnal National Cancer Institute dapat mendorong pertumbuhan sel kanker payudara.
Namun demikian studi lain melihat hasil yang berbeda di mana ketika anak-anak mengonsumsi diet tinggi kedelai malah terlindungi dari risiko kanker.
Untuk saat ini berbagai macam studi masih memberikan hasil campuran.
5. Produk susu
Foto: Thinkstock
|
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Department of Epidemiology di Harvard School of Public Health, ditemukan hubungan antara konsumsi tinggi produk susu dan kalsium dengan perkembangan kanker prostat.
Namun demikian studi lainnya oleh para peneliti Eropa melihat diet produk susu rendah lemak malah dapat menurunkan risko kanker usus hingga 25 persen. Kemungkinan hal ini berhubungan dengan berapa tingginya kandungan lemak yang ada pada susu.
Di Amerika Serikat kopi jadi bahan perbincangan karena kandungan senyawa acrylamide yang terbentuk ketika biji dipanggang. Atas hal tersebut organisasi nirlaba di sana sedang berusaha membuat para pemilik kedai memberikan peringatan pada konsumen bahwa kopi berbahaya.
Di tahun 2002, International Agency for Research on Cancer menggolongkan acrylamide ke dalam kelompok karsinogen 2A untuk manusia, tetapi didasarkan pada studi yang dilakukan terhadap binatang. Sedangkan menurut studi yang dilakukan pada manusia di tahun 2014 ditemukan 'tidak ada keterkaitan yang signifikan antara asupan acrylamide dari makanan dan berbagai jenis kanker'.
Studi yang dilakukan para peneliti dari Peking University Health Science Center melihat bahwa konsumsi teh panas dapat meningkatkan risiko kanker esofagus. Namun dengan catatan bahwa hal ini tampaknya hanya terjadi pada para perokok dan orang yang gemar mengonsumsi minuman keras.
Hal ini terjadi kemungkinan bukan karena kandungan yang ada pada teh melainkan pengaruh dari suhu minuman. Konsumsi teh dengan suhu yang tinggi bisa semakin merusak sel-sel dinding esofagus para perokok atau peminum alkohol sehingga meningkatkan kejadian timbulnya tumor.
Senyawa bernama asparagine yang banyak ditemukan dalam sayur asparagus dalam studi terbaru di jurnal Nature disebut bisa berkaitan dengan kanker payudara. Tes pada tikus melihat bahwa ketika konsumsi aspagarine dibatasi maka sel kanker payudara jadi lebih sulit untuk berkembang.
Menurut peneliti ini terjadi kemungkinan karena sel kanker membutuhkan asparagine sebagai bahan makanan favoritnya. Namun sekali lagi tes masih dilakukan pada hewan sehingga belum tentu hal yang sama terjadi pada manusia.
Kedelai mengandung fitoestrogen (isoflavon) bernama genestein dan daidzein dalam jumlah besar. Bahan kimia nabati ini meniru hormon estrogen yang dilihat oleh beberapa studi di jurnal National Cancer Institute dapat mendorong pertumbuhan sel kanker payudara.
Namun demikian studi lain melihat hasil yang berbeda di mana ketika anak-anak mengonsumsi diet tinggi kedelai malah terlindungi dari risiko kanker.
Untuk saat ini berbagai macam studi masih memberikan hasil campuran.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Department of Epidemiology di Harvard School of Public Health, ditemukan hubungan antara konsumsi tinggi produk susu dan kalsium dengan perkembangan kanker prostat.
Namun demikian studi lainnya oleh para peneliti Eropa melihat diet produk susu rendah lemak malah dapat menurunkan risko kanker usus hingga 25 persen. Kemungkinan hal ini berhubungan dengan berapa tingginya kandungan lemak yang ada pada susu.
(fds/up)