dr Anung Sugihantono, MKes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, mengatakan saat ini ada sekitar satu juta pasien TB di Indonesia. Sebagian pasien sudah terigistrasi, sementara sisanya tidak terdata karena putus pengobatan atau belum berobat.
Baca juga: Begini Ciri-ciri Pasien TB Sembuh Total |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan bahwa untuk kasus MDR-TB, persentasenya ada di angka 0,3 persen dari total keselurahan kasus TB. Dengan kata lain, jumlah pengidap MDR-TB yang terdaftar saat ini ada kurang 32 ribu.
dr Anung mengatakan MDR-TB berbahaya karena tidak bisa diobati dengan obat TB biasa. Pengobatannya membutuhkan waktu yang lebih lama, dengan jumlah obat yang lebih banyak pula.
"Tantangan kita disitu, pertama, bagaimana menemukan pasien TB, lalu obati. Kedua, memastikan pengobatan pasien dilakukan sampai selesai agar sembuh dan tidak lagi berisiko menularkan TB ke orang lain," ungkapnya.
Momen Hari TB Sedunia yang jatuh pada 24 Maret 2018 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendidik masyarakat sekaligus meningkatkan kepedulian terkait penyakit TB. Targetnya, Indonesia berhasil mengeliminasi TB pada tahun 2030.
"TB bisa disembuhkan, asal patuh minum obat selama 6 bulan. Yang masih dalam tahap pengobatan pun tetap bisa produktif. Kalau sembuh kan tidak menularkan ke yang lain," ujarnya lagi.
"Untuk yang sehat agar tidak tertular, kita perlu mengedepankan perilaku hidup bersih dan sehat. Karena TB menular lewat udara dan tempat-tempat umum seperti stasiun berpotensi menjadi sarana penularan," tutupnya.











































