Operasi Kelamin Bisa Dilakukan pada 5 Kondisi Medis Ini

Operasi Kelamin Bisa Dilakukan pada 5 Kondisi Medis Ini

Firdaus Anwar - detikHealth
Kamis, 22 Mar 2018 23:14 WIB
Operasi Kelamin Bisa Dilakukan pada 5 Kondisi Medis Ini
Foto: thinkstock
Jakarta - Kasus Lucinta Luna yang menantang publik untuk membuktikannya sebagai seorang transgender menarik perhatian banyak orang. Beberapa sumber menyebut identitas yang pernah digunakan Lucinta sebelum dan sesudah operasi penyesuaian kelamin.

Namun sebegitu gampang kah mengubah gender dari tadinya pria jadi wanita? Menurut spesialis bedah dr Irena Sakura Rini hal tersebut merupakan proses yang sangat panjang.

Seorang pasien harus menjalani berbagai macam pemeriksaan terlebih dahulu dari ahli-ahli di bidang terkait. Tujuannya untuk menentukan apakah ia bisa menjalani operasi karena tidak bisa dilakukan sembarangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Operasi hanya bisa dilakukan pada mereka yang memang memiliki kelainan kondisi. Ini beberapa contohnya seperti dikutip detikHealth dari berbagai sumber:

Kelamin ambigu

Foto: thinkstock
Kasus kelamin ambigu sering dikelirukan dengan kelamin ganda. Pada kenyataannya kasus kelamin ambigu ini lebih disebabkan karena bentuk fisik kelamin seseorang, terutama anak-anak, dari luar tampak tidak jelas.

Penyebabnya bisa karena hipospadia (kelainan pada saluran kencing) atau kelamin luar yang tidak terbentuk sempurna.

Satu hal yang pasti orang dengan kelamin ambigu hanya memiliki satu jenis kelamin meski 'tersembunyi'.

Kelamin ganda

Foto: thinkstock
Kelamin ganda atau hermaprodit di lain sisi memang ditujukan untuk orang-orang yang secara internal memiliki organ untuk dua jenis kelamin. Dikutip dari University of Rochester Medical Center orang berkelamin ganda bisa memiliki kromosom gender campuran (mosaik).

Menurut studi yang dipublikasi di Association of Paediatric Surgeons of Pakistan hermaprodit adalah kasus paling langka, sekitar lima persen, di antara semua kasus anomali gender.

Gonadal dysgenesis

Foto: Thinkstock
Gonadal dysgenesis adalah kasus kecacatan pada organ reproduksi bayi akibat kerusakan sel punca yang seharusnya membentuk testis. Akibatnya bayi dengan kondisi ini bisa memiliki kromosom untuk kelamin laki-laki namun saat tumbuh dewasa memiliki organ internal dan eksternal perempuan.

Sindrom insensitivitas androgen

Foto: Thinkstock
Sindrom insensitivitas androgen atau androgen insensitivity syndrome (AIS) adalah kelainan genetik yang menyebabkan tubuh bayi tidak merespons terhadap hormon testosteron. Padahal hormon tersebut penting untuk perkembangan karakteristik seks laki-laki.

Dampaknya seorang anak laki-laki mungkin malah jadi mengembangkan karakteristik seks perempuan seperti tumbuh payudara atau penisnya kecil.

Hiperplasia adrenal kongenital

Foto: thinkstock
Hiperplasia adrenal kongenital atau congenital adrenal hyperplasia (CAH) adalah kelainan bawaan yang membuat kelenjar adrenal tidak bisa mengendalikan produksi hormon. Nah salah satu hormon yang bisa terganggu adalah hormon seks seperti testosteron.

Pada bayi perempuan dengan CAH ketika tubuhnya memproduksi hormon testosteron yang tinggi bisa menyebabkan organ reproduksi tidak berkembang sempurna. Ini karena hormon testosteron diketahui bertanggung jawab untuk perkembangan karakteristik seks laki-laki.

Halaman 2 dari 6
Kasus kelamin ambigu sering dikelirukan dengan kelamin ganda. Pada kenyataannya kasus kelamin ambigu ini lebih disebabkan karena bentuk fisik kelamin seseorang, terutama anak-anak, dari luar tampak tidak jelas.

Penyebabnya bisa karena hipospadia (kelainan pada saluran kencing) atau kelamin luar yang tidak terbentuk sempurna.

Satu hal yang pasti orang dengan kelamin ambigu hanya memiliki satu jenis kelamin meski 'tersembunyi'.

Kelamin ganda atau hermaprodit di lain sisi memang ditujukan untuk orang-orang yang secara internal memiliki organ untuk dua jenis kelamin. Dikutip dari University of Rochester Medical Center orang berkelamin ganda bisa memiliki kromosom gender campuran (mosaik).

Menurut studi yang dipublikasi di Association of Paediatric Surgeons of Pakistan hermaprodit adalah kasus paling langka, sekitar lima persen, di antara semua kasus anomali gender.

Gonadal dysgenesis adalah kasus kecacatan pada organ reproduksi bayi akibat kerusakan sel punca yang seharusnya membentuk testis. Akibatnya bayi dengan kondisi ini bisa memiliki kromosom untuk kelamin laki-laki namun saat tumbuh dewasa memiliki organ internal dan eksternal perempuan.

Sindrom insensitivitas androgen atau androgen insensitivity syndrome (AIS) adalah kelainan genetik yang menyebabkan tubuh bayi tidak merespons terhadap hormon testosteron. Padahal hormon tersebut penting untuk perkembangan karakteristik seks laki-laki.

Dampaknya seorang anak laki-laki mungkin malah jadi mengembangkan karakteristik seks perempuan seperti tumbuh payudara atau penisnya kecil.

Hiperplasia adrenal kongenital atau congenital adrenal hyperplasia (CAH) adalah kelainan bawaan yang membuat kelenjar adrenal tidak bisa mengendalikan produksi hormon. Nah salah satu hormon yang bisa terganggu adalah hormon seks seperti testosteron.

Pada bayi perempuan dengan CAH ketika tubuhnya memproduksi hormon testosteron yang tinggi bisa menyebabkan organ reproduksi tidak berkembang sempurna. Ini karena hormon testosteron diketahui bertanggung jawab untuk perkembangan karakteristik seks laki-laki.

(fds/up)

Berita Terkait