Hashtag #SaveDokterTerawan Masih Bergema di Media Sosial

Hashtag #SaveDokterTerawan Masih Bergema di Media Sosial

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Rabu, 04 Apr 2018 10:01 WIB
Hashtag #SaveDokterTerawan Masih Bergema di Media Sosial
Pembelaan pada dr Terawan di media sosial bergema lewat hash tag #SaveDokterTerawan. Foto: Bagus Prihantoro
Jakarta - Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) menjatuhkan sanksi kepada Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad (dr TAP) atas 'pelanggaran etik serius'. Sanksi berupa pemecatan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) selama satu tahun, namun dr Terawan masih diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan diri.

Dokter yang terkenal dengan metode 'brain wash' ini sudah banyak menangani pasien stroke. Sejumlah tokoh pernah memberikan testimoni tentang terapi tersebut, seperti di antaranya Dahlan Iskhan atau Abu Rizal Bakrie.

[Gambas:Instagram]

Tak hanya dari kalangan pejabat, banyak juga orang yang memberikan dukungannya kepada dr Terawan melalui curhatan di sosial media dengan tambahan hash tag #SaveDokterTerawan.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Namun tentu saja ada yang mendukung isu ini dan menyarankan dr Terawan untuk mau duduk bersama dan membuktikan dengan membawa fakta-fakta ilmiah mengenai metode yang ia gunakan.

"...ya mbok dibahas dulu dg penelitian, gak main pecat aja... dokter kan bagian dr ilmuwan medis, pake dong ilmu metode penelitian dulu, stop sementara, lakukan penelitian bersama," demikian cuplikan tulisan Setiabudi L di kolom komentar detikHealth.

Hingga berita ini ditulis, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) masih menunggu pembelaan dari dr Terawan mengenai kasus ini.

(ask/up)
IDI (Belum) Pecat dr 'Cuci Otak'
73 Konten
Ikatan Dokter Indonesia menjatuhkan sanksi pemecatan pada dr Terawan Agus Putranto. Pernah jadi kontroversi dengan terapi 'cuci otak' berbasis Digital Substraction Angiography (DSA). IDI belum memecat dan masih memberi ruang pembelaan buat dr Terawan

Berita Terkait