Jakarta -
Racun kalajengking menjadi perbincangan setelah presiden Joko Widodo menyebutnya sebagai salah satu komoditas termahal di dunia. Peneliti menyebut racun kalajengking ternyata sedang diteliti manfaatnya untuk kesehatan.
"Kalau membicarakan venom (racun), misalnya kalajengking, isinya kan komponen molekul aktif dan protein. Dalam venom itu bisa terdiri dari ratusan molekul dan protein yang fungsinya berbeda-beda," ungkap Syahfitri Anita, MSi, peneliti zoologi dari Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penelitian menunjukkan ada karakteristik komponen protein pada venom yang bisa digunakan untuk membunuh sel-sel kanker hingga antimikroba," tambahnya.
Menariknya, penelitian tentang racun atau venom untuk kesehatan tidak sebatas racun kalajengking saja.
Ada beberapa penelitian lainnya yang melibatkan racun ikan, kadal hingga ular. Apa saja? Dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, berikut racun-racun hewan lainnya yang sedang diteliti untuk jadi obat:
Brazilian lancehead viper
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Brazilian lancehead viper atau biasa juga disebut golden lancehead merupakan jenis ular berbisa yang ada di Amerika Selatan. Bisa ular ini dulu lazim digunakan penduduk hutan Amazon sebagai racun yang dioleskan di ujung anak panah.
Dalam praktik kesehatan, penelitian menyebut bisa ular ini bermanfaat untuk menurunkan darah tinggi. Obat yang berasal dari bisa ular untuk darah tinggi merupakan obat berbasis racun pertama yang disetujui oleh FDA Amerika Serikat pada tahun 1981.
Keong laut
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Sebagian besar keong laut tidak memiliki racun. Namun pada beberapa species tertentu, keong laut memiliki racun mematikan di bagian ujung rumah keongnya.
Racun keong laut ini merupakan bahan dasar obat ziconotide yang digunakan untuk mengatasi nyeri kronis.
Anemon laut
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Bentuk anemon yang seperti bunga membuat kerap disebut mawar laut. Namun hati-hati, sengatan anemon bisa menyebabkan nyeri, gatal-gatal hingga luka bakar jika tersentuh kulit manusia.
Nah, racun dari anemon laut ini merupakan bahan utama penelitian untuk membuat obat penyakit autoimun seperti lupus dan gangguan tiroid.
Ikan batu
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Ikan batu atau Synanceia verrucosa merupakan spesies ikan karnivora yang tinggal di dasar terumbu karang. Menyamar sebagai batu, ikan ini menyengat korbannya sebelum memakannya.
Disebut juga ikan paling beracun di dunia, manfaat racun ikan batu ternyata sudah diteliti secara ilmiah. Racun ikan batu terkonfirmasi memiliki protein perforin yang serupa dengan protein di sistem imun manusia, dan berpotensi memperlancar proses transplantasi organ dengan mengurangi risiko kegagalan.
Monster gila
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Monster gila (Heloderma suspectum) merupakan spesies kadal beracun asal Amerika Serikat. Biasa hidup di gurun, monster gila menggunakan racun untuk memangsa kodok, serangga hingga burung.
Namun racun dari monster gila ternyata sedang diteliti secara ilmiah untuk dijadikan bahan obat diabetes tipe 2.
Brazilian lancehead viper atau biasa juga disebut golden lancehead merupakan jenis ular berbisa yang ada di Amerika Selatan. Bisa ular ini dulu lazim digunakan penduduk hutan Amazon sebagai racun yang dioleskan di ujung anak panah.
Dalam praktik kesehatan, penelitian menyebut bisa ular ini bermanfaat untuk menurunkan darah tinggi. Obat yang berasal dari bisa ular untuk darah tinggi merupakan obat berbasis racun pertama yang disetujui oleh FDA Amerika Serikat pada tahun 1981.
Sebagian besar keong laut tidak memiliki racun. Namun pada beberapa species tertentu, keong laut memiliki racun mematikan di bagian ujung rumah keongnya.
Racun keong laut ini merupakan bahan dasar obat ziconotide yang digunakan untuk mengatasi nyeri kronis.
Bentuk anemon yang seperti bunga membuat kerap disebut mawar laut. Namun hati-hati, sengatan anemon bisa menyebabkan nyeri, gatal-gatal hingga luka bakar jika tersentuh kulit manusia.
Nah, racun dari anemon laut ini merupakan bahan utama penelitian untuk membuat obat penyakit autoimun seperti lupus dan gangguan tiroid.
Ikan batu atau Synanceia verrucosa merupakan spesies ikan karnivora yang tinggal di dasar terumbu karang. Menyamar sebagai batu, ikan ini menyengat korbannya sebelum memakannya.
Disebut juga ikan paling beracun di dunia, manfaat racun ikan batu ternyata sudah diteliti secara ilmiah. Racun ikan batu terkonfirmasi memiliki protein perforin yang serupa dengan protein di sistem imun manusia, dan berpotensi memperlancar proses transplantasi organ dengan mengurangi risiko kegagalan.
Monster gila (Heloderma suspectum) merupakan spesies kadal beracun asal Amerika Serikat. Biasa hidup di gurun, monster gila menggunakan racun untuk memangsa kodok, serangga hingga burung.
Namun racun dari monster gila ternyata sedang diteliti secara ilmiah untuk dijadikan bahan obat diabetes tipe 2.
(mrs/up)