"Wow! Bisa sampai ribuan puluhan ribu kalajengking kalau mau dihitung," jawab Syahfitri Anita, ilmuwan biokimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang meneliti venom binatang, dalam perbincangan dengan detikHealth, Jumat (4/5/2018).
Menurut Syahfitri, tak mudah membuat kalkulasi untuk memerah bisa maupun racun kalajengking hingga terkumpul sebanyak satu liter. Salah satunya karena tiap kalajengking menghasilkan bisa dalam jumlah berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada banyak faktor yang berpengaruh. Ukuran kalajengking berbeda-beda, dan teknik milking (memerah) juga berpengaruh," jelas Syahfitri.
Dalam praktiknya, venom atau bisa kalajengking untuk penelitian lebih sering didapat dari hewan liar di alam dibandingkan dari hasil budidaya. Justru karena bukan dari hasil budidaya, maka harganya bisa sangat mahal. Namun demikian, ada regulasi yang mengatur hal itu agar kalajengking tidak akan punah karena diburu racunnya.
"Ada beberapa studi juga yang menyarankan untuk mengambil kalajengking dari alam, me-milking-nya dan setelah beberapa lama dilepaskan kembali ke alam," jelasnya.
![]() |
(up/up)












































