Selain menjadi pasien bedah bariatriknya yang termuda, Aria mendapat acungan jempol dari dr Handy karena tekadnya untuk merubah hidup. Untuk operasi tersebut, semua keputusan berada di tangan Aria, dan ia menyanggupinya tanpa tedeng aling-aling.
"Dia bagus, dari dia sendiri mau. Kalau dari dia sendiri nggak mau biasanya orang tua juga nggak bisa paksa," kata dr Handy kepada detikHealth, di kawasan Alam Sutera, Tangerang, Rabu (9/5/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operasi cuma membantu makannya nggak lebih dari lima sendok sama nggak cepet laper. Udah. Tapi apa yang diisi, olahraga apa, aktivitas sehari-hari ngapain, itu ya orang tua dan Aria sendiri yang ngejalanin. Itu kredit paling besardr Handy Wing, SpB, FBMS, FICS - RS OMNI Alam Sutera |
Aria bersama dr Handy, dokter bedah yang memangkas lambungnya. Foto: dr Handy/dok.pribadi |
dr Handy menyebutkan, kesadaran Aria sendiri akan hal-hal yang menyebabkannya alami obesitas ekstrem membantunya menjalani hidup sehat. Ia tahu jika terus ia terapkan dalam kesehariannya, akan menentukan kesuksesannya dalam menurunkan berat badan.
"Operasi cuma membantu makannya nggak lebih dari lima sendok sama nggak cepet laper. Udah. Tapi apa yang diisi, olahraga apa, aktivitas sehari-hari ngapain, itu ya orang tua dan Aria sendiri yang ngejalanin. Itu kredit paling besar," imbuh dia lagi.
Meski terlihat sangat bertekad kuat, sebagaimana halnya anak-anak Aria juga sempat menangis dan menjerit-jerit ketika hendak disuntik infus. Lemak yang berlipat-lipat di tubuhnya menyulitkan dr Handy, butuh satu jam hingga akhirnya infus tersebut dapat dipasang.
Operasi bariatrik dilakukan oleh dr Handy bersama timnya, yang meliputi dokter gizi, dokter spesialis jantung, dokter anak, dan masih banyak lagi. Operasi ini berjalan pada bulan Juli 2017 sebagai bentuk kepedulian OMNI Hospitals.
(up/up)












































Aria bersama dr Handy, dokter bedah yang memangkas lambungnya. Foto: dr Handy/dok.pribadi