Memperbaiki Wajah Negeri Lewat Kesehatan di Perbatasan

Memperbaiki Wajah Negeri Lewat Kesehatan di Perbatasan

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Senin, 28 Mei 2018 09:30 WIB
Memperbaiki Wajah Negeri Lewat Kesehatan di Perbatasan
Perbaikan puskesmas menjadi program peningkatan kesehatan di perbatasan RI-Malaysia. Foto: Frieda Isyana/detikHealth
Jakarta - Tidak meratanya kesehatan di Indonesia terutama di daerah terpencil dan perbatasan masih menjadi PR untuk pemerintah. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencanangkan program peningkatan kesehatan yang dilakukan lewat perbaikan puskesmas.

Sejumlah 124 puskesmas yang tersebar di seluruh area terpencil dan perbatasan telah dalam proses perbaikan sejak September 2017 lalu. Beberapa di antaranya adalah puskesmas di desa Temajuk, desa Paloh, dan desa Sajingan Besar yang semuanya berada di kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, yang berada di dekat perbatasan Malaysia-RI.

"Di perbatasan ini penting ya, karena perbatasan ini kan muka kita, etalase kita, jadi mesti kita bikin bagus. Mereka orang malaysia kan juga bagus, masa kita mau jelek aja," ujar Sekretaris Jenderal Kemenkes Untung Suseno Sutarjo saat melakukan peninjauan di tiga puskesmas desa tersebut, Sabtu (26/5/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sekjen Untung dan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Widyawiyanti melihat alat periksa gigi digital baru di Puskesmas Kec. Paloh, Kab. Sambas.Sekjen Untung dan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Widyawiyanti melihat alat periksa gigi digital baru di Puskesmas Kec. Paloh, Kab. Sambas. Foto: Frieda Isyana/detikHealth


Dengan perbaikan puskesmas mulai dari gedung dan sarana-prasarana, diharapkan masyarakat semakin nyaman berobat di daerahnya sendiri serta memudahkan akses. Iapun berharap ada penduduk yang mau belajar kedokteran agar bisa memajukan daerahnya sendiri.

"Mudah-mudahan di sini ada juga yang belajar kedokteran jadi biar membesarkan kampungnya. Kalo orang setempat yang jadi dokter, itu dia nggak akan jauh jauh. Seperti di nunukan, ada 6 dokter dan dokter gigi itu semua orang nunukan. Jadi dia diem di daerahnya, mereka lebih seneng kerja di situ meskipun di perbatasan. Kalo orang dari luar tahan 2 apa 3 tahun ntar balik lagi dia," ungkap Untung disertai senyum.

"Jadi nggak usah berobat jauh-jauh ke Malaysia, kalau perlu malah orang Malaysia yang berobat ke sini. Nanti juga di desa Sekura (masih satu wilayah kab. Sambas) akan dibangun rumah sakit pratama, di tahun ini," lanjutnya.

Program Kemenkes ini melibatkan 124 puskesmas yang dibangun dari dana DAK afirmatif di daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan (DTPK). Dari jumlah tersebut, Kemenkes baru melakukan tinjauan pada 7 puskesmas yang menunjukkan perkembangan signifikan.



(wdw/up)

Berita Terkait