Cerita di Perbatasan: Demi Sehat, Puluhan Kilometer Mesti Ditempuh

Cerita di Perbatasan: Demi Sehat, Puluhan Kilometer Mesti Ditempuh

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Minggu, 27 Mei 2018 09:10 WIB
Cerita di Perbatasan: Demi Sehat, Puluhan Kilometer Mesti Ditempuh
Puskesmas desa Temajuk menjadi salah satu dari 124 puskesmas yang terlibat dalam program pembangunan Kemenkes/Foto: Frieda Isyana/detikHealth
Sambas, Kalbar - Luasnya Indonesia dengan puluhan ribu pulau kadang membuat infrastrukturnya jadi tak merata. Terutama pada bidang kesehatan di daerah terpencil, yang masih sangat sulit untuk dijangkau tanpa adanya akses khusus.

Salah satunya di desa Temajuk, Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, yang berada di ujung utara pulau Kalimantan. Di sana juga dekat dengan perbatasan dengan negara Malaysia.

Desa Temajuk berjarak kurang lebih 337 kilometer dari pusat kota Pontianak, dan untuk mencapainya butuh melalui jalan darat dan menyeberangi sungai lebar dua kali. Puskesmas yang berada di desa dengan penduduk kurang lebih 2.000 jiwa tersebut mengalami banyak kendala akibat sulitnya akses.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini juga diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Untung Suseno Sutarjo yang sempat menjalani tugas di desa Temajuk pada sekitar tahun 1985. Ia menyebutkan bahwa satu-satunya jalan menuju desa itu adalah dengan menggunakan sampan lewat laut atau menyusuri pantai menggunakan motor.

"Kita dulu lewat laut tuh, lewat pantai, jadi tunggu dulu surut baru bisa jalan. Itu hanya bisa pagi-pagi, jam 7 kita berangkat dari paloh, dari liku, 3 jam-an lah sampai sini," ungkap Untung saat melakukan tinjauan puskesmas ke desa Temajuk, Sabtu (26/5/2018).


Cerita di Perbatasan: Demi Sehat, Puluhan Kilometer Mesti DitempuhSekjen Kemenkes RI, Untung Suseno Sutarjo, yang sempat bertugas di desa Temajuk, menyebutkan satu-satunya jalan menuju desa Temajuk adalah dengan menggunakan sampan. Foto: Frieda Isyana/detikHealth


Puskesmas desa Temajuk menjadi salah satu dari 124 puskesmas yang terlibat dalam program pembangunan Kemenkes tahun 2017 lalu. Lewat DAK, puskesmas-puskesmas yang berada di daerah terpencil atau perbatasan dibangun kembali agar lebih layak bagi para warganya.

Kepala puskesmas Temajuk, Juraini, yang juga telah menjadi bidan di desa tersebut selama 23 tahun juga menyebutkan perubahan signifikan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling utama adalah dibukanya jalan darat menuju desa.

"Kalau ada yang perlu dirujuk, harus lewat laut. Apalagi dulu belum ada ambulans ya. Nah dari sini ke rumah sakit Sambas bisa berkilo-kilo meter jauhnya. Kadang juga kalau airnya lagi pasang dan naik motor, itu motor mesti dipanggul sambil nyeberang sungai," ungkap Juraini dalam logat Melayu yang kental.

Lain lagi dengan dokter Andri yang bekerja di puskesmas tersebut. Sebelum ada jalan darat yang cukup bagus, ia mesti menempuh 8 jam menggunakan sepeda motor untuk mencapai kampungnya di desa Sekura, Paloh, yang hanya berjarak 70-80km.

"Kami juga terkendala di pengiriman obat-obatan. Bisa sampai 3 bulan atau 6 bulan tu obat sampai sini," ujar dokter berusia 27 tahun tersebut.

Kini lewat program yang dicanangkan oleh Kemenkes dan semakin mudahnya akses menuju desa Temajuk, diharapkan warga di sana jadi lebih nyaman dan memadai untuk berobat di wilayahnya sendiri. Di mana beberapa waktu lalu saat kunjungan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek ke puskesmas Entikong, ia menyebutkan bahwa banyak warga yang tinggal di perbatasan justru lebih menyukai berobat ke puskesmas negara tetangga ketimbang di desanya sendiri.

(frp/up)

Berita Terkait