Robert Carreras-Torres dari International Agency for Research on Cancer di Lyon, Prancis, menyebut merokok memengaruhi komponen genetik yang membuat lemak lebih mudah terkumpul di bagian pinggang. Tak hanya itu, merokok justru membuat seseorang mengalami peningkatan nafsu makan, terutama makanan tinggi lemak dan garam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian dilakukan dengan menganalisis data lebih dari 450.000 warga Eropa. Para peneliti melacak gen SNP penyebab kegemukan, mengukur berat badan dan indeks massa tubuh (BMI), serta membandingkannya dengan kebiasaan merokok partisipan.
Hasil penelitian menyebut setiap peningkatan BMI 4,6 kg/m2, kemungkinan merokok naik hingga 12 persen. Tak hanya itu, kenaikan BMI juga menaikkan jumlah rokok yang diisap sebesar 1,75 batang.
Penelitian ini juga membantah mitos merokok dapat menurunkan nafsu makan. Di satu sisi, nikotin memang membuat porsi makan berkurang. Namun di sisi lain, lemak justru bertambah karena asupan makanan hanya yang berlemak dan berkalori tinggi.
"Diet dengan merokok adalah ide buruk. Anda justru menambah lemak, dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke, dan lain-lain," tutupnya.











































