Setahun Jupe Meninggal, 5 Mitos Kanker Serviks Ini Masih Banyak Dipercaya

Setahun Jupe Meninggal, 5 Mitos Kanker Serviks Ini Masih Banyak Dipercaya

Firdaus Anwar - detikHealth
Minggu, 10 Jun 2018 14:35 WIB
Setahun Jupe Meninggal, 5 Mitos Kanker Serviks Ini Masih Banyak Dipercaya
Foto: Instagram @juliaperrezz
Jakarta - Artis Julia Perez meninggal dunia karena kanker serviks pada Juni 2017 lalu. Saat itu warganet langsung heboh dengan #RipJupe menjadi trending topic teratas di Indonesia.

Sisi positif yang bisa diambil masyarakat secara umum jadi lebih waspada terhadap penyakit yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) ini. Terbukti dari pengakuan dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dari Rumah Vaksinasi, yang melihat peningkatan tajam permintaan vaksin HPV usai Jupe meninggal.

"Masyarakat kita memang biasa gitu suka kaget-kagetan, heboh-hebohan. Dulu kasus japanese encephalitis langsung bareng-bareng pada minta, sekarang juga pada kasus Jupe kanker serviks bikin ibu-ibu pada ketakutan," kata dr Piprim dalam perbincangan dengan detikHealth saat itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sayangnya dengan tingkat keingintahuan yang tinggi tapi tanpa sumber jelas, edukasi kewaspadaan kanker terbayang-bayang oleh mitos keliru. Berikut beberapa contohnya seperti dikutip detikHealth dari berbagai sumber:

Penyakit si doyan seks

Foto: ilustrasi/thinkstock
Masih ada anggapan di masyarakat bahwa HPV hanya menyerang orang-orang yang gemar selingkuh sering berhubungan seks bebas. Kenyataannya kanker dapat terjadi pada siapa saja, semua wanita yang dalam hidupnya pernah berhubungan seksual.

Oleh sebab itu dokter selalu menyarankan agar seorang wanita terutama yang sudah menikah untuk rajin melakukan tes IVA atau papsmear sebagai langkah deteksi dini. Kanker serviks dapat dicegah bila cepat diketahui dan ditangani.

Sembuh dengan antibiotik

Foto: Thinkstock
HPV adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus oleh karena itu tidak ada obat antibiotik yang bisa menyembuhkannya. Antibiotik hanya efektif untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Cara terbaik untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu dengan pemberian vaksin. Saat ini sudah tersedia vaksin untuk HPV masuk dalam program pemerintah.

Bisa tertular dari dudukan toilet

Foto: Thinkstock
Meski permukaan yang kotor seperti dudukan toilet umum dapat menyimpan banyak virus HPV, namun kecil kemungkinan seorang wanita akan tertular saat duduk di atasnya seperti diutarakan Dr dr Junita Indarti, SpOG (K), Pimpinan Unit Women Health Center, RSCM.

Menurut dr Junita HPV untuk menyebabkan kanker serviks memerlukan kontak langsung alias tidak akan menular tanpa berhubungan seks. "HPV nggak bisa menyebabkan kanker serviks jika tidak ada kontak langsung. Nggak bisa HPV ini jalan-jalan sendiri ke serviks," tuturnya.

Vaksin HPV picu menopause dini

Foto: ilustrasi/thinkstock
Sempat beredar informasi hoax yang menyebut bahwa vaksin HPV berbahaya diberikan pada anak-anak karena dapat memicu menopause dini. Faktanya, vaksin HPV telah mendapat persetujuan dari WHO (World Health Organization).

Dalam berbagai uji yang telah dilakukan, vaksin ini telah dijamin keamanannya dan risiko menopause dini tidak termasuk dalam efek samping yang perlu dikhawatirkan.

KB picu kanker serviks

Foto: thinkstock
Ada informasi beredar bahwa pil kontrasepsi keluarga berencana (KB) dapat memicu kanker serviks. Alasannya karena pil diklaim akan membuat leher rahim kering sehingga kanker jadi mudah berkembang.

Hal tersebut disangkal oleh spesialis kandungan dr Boy Abidin SpOG(K). "Penggunaan pil KB dengan kejadian kanker serviks tidak ada hubungan," ujarnya tegas.
Halaman 2 dari 6
Masih ada anggapan di masyarakat bahwa HPV hanya menyerang orang-orang yang gemar selingkuh sering berhubungan seks bebas. Kenyataannya kanker dapat terjadi pada siapa saja, semua wanita yang dalam hidupnya pernah berhubungan seksual.

Oleh sebab itu dokter selalu menyarankan agar seorang wanita terutama yang sudah menikah untuk rajin melakukan tes IVA atau papsmear sebagai langkah deteksi dini. Kanker serviks dapat dicegah bila cepat diketahui dan ditangani.

HPV adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus oleh karena itu tidak ada obat antibiotik yang bisa menyembuhkannya. Antibiotik hanya efektif untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Cara terbaik untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu dengan pemberian vaksin. Saat ini sudah tersedia vaksin untuk HPV masuk dalam program pemerintah.

Meski permukaan yang kotor seperti dudukan toilet umum dapat menyimpan banyak virus HPV, namun kecil kemungkinan seorang wanita akan tertular saat duduk di atasnya seperti diutarakan Dr dr Junita Indarti, SpOG (K), Pimpinan Unit Women Health Center, RSCM.

Menurut dr Junita HPV untuk menyebabkan kanker serviks memerlukan kontak langsung alias tidak akan menular tanpa berhubungan seks. "HPV nggak bisa menyebabkan kanker serviks jika tidak ada kontak langsung. Nggak bisa HPV ini jalan-jalan sendiri ke serviks," tuturnya.

Sempat beredar informasi hoax yang menyebut bahwa vaksin HPV berbahaya diberikan pada anak-anak karena dapat memicu menopause dini. Faktanya, vaksin HPV telah mendapat persetujuan dari WHO (World Health Organization).

Dalam berbagai uji yang telah dilakukan, vaksin ini telah dijamin keamanannya dan risiko menopause dini tidak termasuk dalam efek samping yang perlu dikhawatirkan.

Ada informasi beredar bahwa pil kontrasepsi keluarga berencana (KB) dapat memicu kanker serviks. Alasannya karena pil diklaim akan membuat leher rahim kering sehingga kanker jadi mudah berkembang.

Hal tersebut disangkal oleh spesialis kandungan dr Boy Abidin SpOG(K). "Penggunaan pil KB dengan kejadian kanker serviks tidak ada hubungan," ujarnya tegas.

(fds/up)

Setahun Jupe vs Kanker Serviks
6 Konten
Setahun lalu, Julia Peres alias Jupe meninggal setelah bergelut dengan kanker serviks. Jupe membuka mata banyak orang betapa kematian akibat penyakit ini sangat nyata, bisa terjadi pada siapa saja. Sejak saat itu, deteksi dini meningkat.
Berita Terkait