Delapan bulan setelah ia menjalani kemoterapi sesudah terdiagnosis kanker kolorektal, Elly saat itu mendapati dirinya mengalami keputihan terus-menerus yang tidak berbau. Sudah dua dokter kandungan ia temui dan sama-sama hanya memberi obat jamur, namun hasilnya nihil.
Akhirnya ia kembali ke dokter yang menangani pengobatan kanker kolorektalnya, dan ketika melihat riwayat Elly yang pernah alami pendarahan di luar haid, dokter tersebut menyarankannya untuk konsultasi ke dokter onkologi kandungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kanker tipe adenokarsinoma adalah kanker yang berkembang dari sel-sel kelenjar, hanya sekitar 5 persen dari keseluruhan para pengidap kanker serviks, di mana mereka biasanya didapati dengan tipe karsinoma skuamosa (squamous cell carcinoma), menurut American Cancer Society.
Namun di balik itu dia merasa beruntung karena kankernya terdiagnosis masih dalam stadium awal, yaitu stadium 1B. Setelah dioperasi, ibu dari tiga orang anak ini dinyatakan bersih dan tak memerlukan radiasi, hanya perlu kontrol dan menjalani hidup yang lebih sehat.
Dalam perjuangannya iapun mengenal mendiang Julia Perez alias Jupe. Di usia Jupe yang masih terhitung muda, perjuangan Jupe patut diacungi jempol. Terlebih lagi lewat kasusnya, Jupe membantu membuka mata banyak wanita Indonesia akan penyakit kanker serviks dan pencegahannya.
Elly menyebut sangat menyayangkan stres yang mengakibatkan kanker pada Jupe menjadi lebih serius. Padahal Jupe memulai sama sepertinya, terdiagnosis pada stadium awal dan sudah menjalani operasi, namun tetap takdir Tuhan tak ada yang tahu.
Setelah menjadi penyintas, Elly bergabung bersama komunitas CISC (Cancer Information and Support Center) untuk menyebarkan kepedulian dan edukasi mengenai kanker serviks yang menjadi penyakit kanker nomer dua yang banyak ditemukan pada wanita Indonesia, dan umumnya 70 persen sudah terdiagnosis dalam stadium lanjut.
"Sempat sedih juga kok bisa terjadi dalam setahun terkena dua kanker yang berbeda. Ketika bergabung di CISC, saya menemukan semangat baru, support yang luar biasa. Walau support dari keluarga juga sama besarnya, namun berkumpul dengan mereka yang punya pengalaman sama membuat saya lebih tegar, ikhlas, bahagia. Mungkin kalo nggak ada mereka saya jadi sendirian rasanya," kata Elly, kini berusia 51 tahun.
Ia menyarankan pentingnya untuk deteksi dini, mulai dari pencegahan primer yaitu edukasi dan vaksinasi HPV lalu pencegahan sekunder lewat tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) atau papsmear. Ditegaskan olehnya, sebagai wanita harus bisa kenali dan menyayangi diri sendiri, jangan tunggu sampai terlambat
"Kanker serviks ini kadang-kadang nggak ada gejalanya, atau kadang-kadang gejalanya seperti yang biasa dialami kayak pendarahan mirip haid atau keputihan. Jadi didiemin aja, eh tahu-tahu udah stadium lanjut. Ayo jangan malas cari informasi," tandas wanita asal Jakarta ini.
Tonton juga 'Bahaya Kanker Serviks yang Renggut Nyawa Jupe!':
(frp/up)











































