Usia perokok pemula di Eropa berbeda antara perempuan dan laki-laki. Perempuan mulai lebih dini pada usia 15 tahun sedangkan laki-laki di 16 tahun. Dalam jurnal yang dipulikasikan di PLOS One, dewasa lebih cepat menyebabkan anak perempuan lebih dulu menghisap rokok.
"Pubertas menyebabkan adanya perbedaan fisik dan kedewasaan sosial, termasuk kebiasaan merokok supaya dianggap dewasa," kata peneliti Alessandro Marcon dari University if Verona, Italia.
Dikutip dari CNN, data dikumpulkan dari enam studi yang merupakan bagian dari Ageing Lungs in European Cohorts. Riset melibatkan 119.104 responden dari 17 negara di Amerika dan Eropa. Dalam riset tersebut, responden kebanyakan memulai kebiasaan merokok di masa akhir remaja. Eropa utara menjadi negara dengan sebaran perokok pemula terendah sebesar 20 per seribu remaja, sedangkan Eropa selatan memegang jumlah tertinggi yaitu 80 perseribu remaja.
Riset mendapati pergeseran usai perokok awal menjadi makin muda pada akhir tahun 1990. Usia akhir remaja masih masih menjadi usia perokok awal kebanyakan. Namun beberapa responden memulainya di usia muda pada 11 hingga 15 tahun. Eropa utara paling telat mengenal rokok, karena tegasnya pemerintah pada masyarakat dan pengusaha menegakkan aturan tersebut.
Dokter spesialis anak James Sargent dari Dartmouth Geisel School of Medicine, New Hampshire mendapati adanya perbedaan tujuan merokok pada generasi muda. Mereka tak lagi sekadar penasaran tapi sudah menerima rokok sebagai bagian dari keseharian. Mereka akan tumbuh menjadi perokok seperti yang ditemui di lingkungan sekitar.
Marcon berharap, hasil studi bisa menjadi pertimbangan untuk mencegah inisiasi rokok pada anak perempuan dan laki-laki. Paparan nikotin pada usia muda lebih berisiko menyebabkan ketergantungan, daripada usia yang lebih dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Miris! Deretan Kasus Rokok vs Anak Indonesia |
Saksikan juga video 'Tips Jaga Anak Menghindari Budaya Merokok':












































