Jakarta -
Bunuh diri menjadi salah satu fenomena yang kerap terjadi dewasa ini. Padahal, bunuh diri sebenarnya bisa dicegah, yakni dengan mengenali tanda-tanda peringatan yang ditunjukkan oleh seseorang.
Usia tertinggi pelaku bunuh diri yang dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2017 adalah 20 tahun, disusul dengan 25 tahun. Sehingga kini perlu adanya peningkatan upaya pencegahan yang bahkan harus dimulai intervensinya sejak usia di bawah 20 tahun atau usia sekolah.
Sebelum melakukan upaya kuratif atau penyembuhan (misal menyarankan pergi ke psikiater), yang pertama harus dilakukan adalah edukasi dan pencegahan. Masih minimnya upaya kedua hal tersebut di Indonesia, bisa menjadi lampu merah sebelum pelonjakan angka kasus bunuh diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah beberapa tanda-tanda peringatan bunuh diri yang bisa ditunjukkan oleh seseorang:
Mengatur segala hal untuk ditinggalkan
Foto: thinkstock
|
Orang yang ingin melakukan bunuh diri terkadang akan menyiapkan surat pribadi yang mengandung pesan tersirat, atau langsung menulis surat wasiat. Atau mendadak menjual atau memberikan benda-benda kesayangannya kepada orang terdekat atau orang yang dianggap layak mewarisi barang-barangnya.
Mengucapkan perpisahan
Foto: thinkstock
|
Meninggalkan pesan perpisahan yang tidak lazim kepada orang-orang yang disayanginya, dengan memberikan kesan seolah-olah ia tidak akan bertemu lagi. Beberapa orang juga sengaja mengatur untuk bertamu atau mengadakan pertemuan secara mendadak untuk mengucapkan perpisahan.
Menarik diri dari orang lain
Foto: Dok. Thinkstock
|
Cenderung akan menarik diri dari orang lain, pertemanan, atau komunitas yang selama ini ia ikuti, disertai dengan meningkatnya keinginan untuk sendiri.
Perilaku merusak diri sendiri
Foto: thinkstock
|
Seringkali melakukan perilaku yang cenderung merusak diri sendiri, seperti menggunakan NAPZA, melukai diri sendiri (self-harm), menyetir secara ugal-ugalan, mabuk secara berlebihan, atau tindakan berbahaya lainnya.
Orang yang ingin melakukan bunuh diri terkadang akan menyiapkan surat pribadi yang mengandung pesan tersirat, atau langsung menulis surat wasiat. Atau mendadak menjual atau memberikan benda-benda kesayangannya kepada orang terdekat atau orang yang dianggap layak mewarisi barang-barangnya.
Meninggalkan pesan perpisahan yang tidak lazim kepada orang-orang yang disayanginya, dengan memberikan kesan seolah-olah ia tidak akan bertemu lagi. Beberapa orang juga sengaja mengatur untuk bertamu atau mengadakan pertemuan secara mendadak untuk mengucapkan perpisahan.
Cenderung akan menarik diri dari orang lain, pertemanan, atau komunitas yang selama ini ia ikuti, disertai dengan meningkatnya keinginan untuk sendiri.
Seringkali melakukan perilaku yang cenderung merusak diri sendiri, seperti menggunakan NAPZA, melukai diri sendiri (self-harm), menyetir secara ugal-ugalan, mabuk secara berlebihan, atau tindakan berbahaya lainnya.
(frp/fds)