"Ada bau-bau nggak enak, saya kira AC bermasalah. Ibu-ibu yang ada di samping saya mulai ribut. 'Ada yang BAB, orangnya udah kabur' ada yang bilang," kata seorang penumpang, Kathleen, dikutip dari detikNews, Jumat (28/9/2018).
Keterangan Commuter Line. Foto: Twitter |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inkontinensia tinja terjadi karena adanya masalah pada area dasar panggul, terutama otot dasar panggul. Sehingga, saraf pada otot dasar panggul tidak bisa mengontrol keinginan untuk BAB.
"Saraf pada otot dasar panggul bisa rusak atau mengalami penurunan fungsi. Kondisi ini bisa terjadi pada pria atau wanita dan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor," katanya.
Faktor yang menyebabkan penurunan fungsi dasar panggul bisa karena bertambahnya usia. Selain itu, obesitas juga berisiko besar pada inkontinensia tinja. Obesitas menurut dr Lim membuat tekanan pada tulang panggul makin besar, sehingga makin besar pula tekanan di otot dasar panggul yang membuatnya lemah.
Saat memgalami inkontinensia tinja, seseorang bisa tidak mampu lagi mengendalikan keinginannya untuk buang air besar. Bahkan, sering tidak disadari jika orang itu mengeluarkan gas atau kotoran.
Dikutip dari Mayo Clinic, inkontinensia tinja dapat disertai masalah usus lainnya, seperti diare, sembelit, gas berlebih, dan kembung. Jika sudah tidak tertahankan untuk BAB dan berulang, segera periksakan ke dokter.
Tonton juga 'Ini Dia Idealnya BAB dalam Satu Hari':
(wdw/up)












































Keterangan Commuter Line. Foto: Twitter