Dikutip dari Web MD, lupus merupakan penyakit yang menjangkiti sistem kekebalan tubuh seseorang. Sel darah putih pada penderita lupus justru menyerang tubuh sendiri, sehingga kerap disebut penyakit autoimun. Penyakit yang tidak bisa sembuh ini membutuhkan terapi jangka panjang, untuk menekan efek serangan sistem imun.
Terapi lupus berbeda pada tiap penderita bergantung usia, sejarah kesehatan, kondisi kesehatan secara umum, obat yang sedang dikonsumi, lokasi dan keparahan dampak penyakit. Kontrol dan minum obat teratur memungkinkan pasien menjalani hidup seperti orang lain. Pasien biasanya juga disarankan berkonsultasi pada reumatologis, karena lupus biasanya menyebabkan sakit pada persendian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kontrol dan minum obat, pasien disarankan menerapkan pola hidup sehat setiap hari. Pasien sebaiknya menjalankan olahraga berintensitas rendah misal jalan kaki, bersepeda, dan renang. Olahraga bisa memperkuat otot, menekan risiko osteoporosis, dan berdampak baik pada mood pasien. Aktivitas fisik adalah jalan keluar bagi pasien yang kerap merasa bosan selama proses terapi. Pasien juga disarabkan tidak merokok, menghindari alkohol, dan menghindari paparan langsung cahaya matahari.
Lupus sebetulnya bukan penyakit asing yang hanya diderita segelintir orang. Lupus Foundation of America memperkirakan 1,5 juta orang di seluruh dunia terkena lupus. Orang berdarah Afrika, Asia, dan Amerika asli memiliki peluang lebih besar terkena lupus daripada Kaukasia. Sebanyak 90 persen diagnosa penyakit autoimun ini ditemukan pada wanita, meski lupus juga bisa menyerang pria. Lupus biasanya terjaid pada wanita berusia reproduksi produktif berkisar 14-45 tahun, dengan sebaran penderita satu dari 250 orang.
Tonton juga 'Cerita Haru Selena Gomez Dapat Donor Ginjal':
(Rosmha Widiyani/up)











































