Berhenti Masturbasi, Apa yang Terjadi Pada Tubuh? Ini Plus Minusnya

Berhenti Masturbasi, Apa yang Terjadi Pada Tubuh? Ini Plus Minusnya

Firdaus Anwar - detikHealth
Minggu, 18 Nov 2018 19:04 WIB
Berhenti Masturbasi, Apa yang Terjadi Pada Tubuh? Ini Plus Minusnya
Ilustrasi masturbasi. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta -

Masturbasi adalah aktivitas seksual yang dilakukan seorang diri untuk memperoleh kepuasan seksual. Dari segi kesehatan para ahli sebetulnya tidak melarang masturbasi selama dilakukan secara higienis dan wajar.

Namun karena beberapa alasan sebagian di antara kita mungkin pernah mencoba atau minimal berpikir apa yang terjadi kalau berhenti masturbasi. Jawabannya dikutip dari berbagai sumber bisa ada dampak yang baik dan juga buruk.

Apa saja itu? Berikut rangkuman detikHealth:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan testosteron

Foto: Thinkstock
Testosteron adalah hormon seksual yang bertanggung jawab terhadap ciri seks pria dan juga produksi sperma. Studi yang dipublikasi di World Journal of Urology tahun 2001 lalu pernah melihat pria yang berhenti masturbasi bisa memiliki konsentrasi testosteron yang lebih tinggi.

Hal ini diketahui peneliti setelah bereksperimen pada 10 pria sehat yang diminta untuk tidak masturbasi selama tiga minggu.

Mimpi basah

Foto: ilustrasi/thinkstock
Baik wanita atau pria bisa mengalami apa yang disebut mimpi basah. Hal ini terjadi ketika seseorang tanpa terkendali mengalami orgasme dalam tidurnya.

Bagi pria saat ia berhenti masturbasi maka cairan mani akan menumpuk di testis. Pada akhirnya saat testis sudah penuh maka mimpi basah juga akan mengeluarkan cairan mani, hal ini dalam dunia medis disebut emisi nokturnal.

Penumpukan stres

Foto: ilustrasi/thinkstock
Beberapa orang mungkin melakukan masturbasi untuk melepas stres. Satu karyawan perusahaan di Inggris bahkan dilaporkan memiliki hari cutinya sendiri khusus untuk masturbasi.

Oleh karena itu ketika masturbasi dihentikan maka hal yang paling mungkin bisa langsung terasa adalah penumpukan stres. Untuk mengatasi hal ini kamu bisa mencari aktivitas pengalih perhatian lainnya.

Peningkatan risiko kanker prostat

Foto: ilustrasi/thinkstock
Bagi pria frekuensi dirinya ejakulasi menurut studi bisa berkaitan dengan risiko kanker. Semakin sering seseorang ejakulasi maka risiko untuk terjadi kanker prostat dikatakan studi dalam jurnal European Urology akan semakin berkurang.

Menurut penelitian tersebut, ejakulasi sebanyak 21 kali dalam sebulan bisa memangkas risiko kanker prostat hingga 33 persen. Artinya kalau ejakulasi kamu bergantung pada masturbasi, berhenti akan meningkatkan risiko kanker.

Terhindar risiko cedera

Foto: ilustrasi/thinkstock
Masturbasi yang dilakukan terlalu bersemangat dapat menimbulkan cedera pada organ intim. Bagi wanita vaginanya mungkin jadi lecet sementara pria beberapa kali dilaporkan mengalami kejadian penis patah akibat tekanan berlebihan saat masturbasi.

Kalau kamu berhenti masturbasi maka risiko terjadi hal tersebut tentu secara otomatis akan hilang.

Halaman 2 dari 6
Testosteron adalah hormon seksual yang bertanggung jawab terhadap ciri seks pria dan juga produksi sperma. Studi yang dipublikasi di World Journal of Urology tahun 2001 lalu pernah melihat pria yang berhenti masturbasi bisa memiliki konsentrasi testosteron yang lebih tinggi.

Hal ini diketahui peneliti setelah bereksperimen pada 10 pria sehat yang diminta untuk tidak masturbasi selama tiga minggu.

Baik wanita atau pria bisa mengalami apa yang disebut mimpi basah. Hal ini terjadi ketika seseorang tanpa terkendali mengalami orgasme dalam tidurnya.

Bagi pria saat ia berhenti masturbasi maka cairan mani akan menumpuk di testis. Pada akhirnya saat testis sudah penuh maka mimpi basah juga akan mengeluarkan cairan mani, hal ini dalam dunia medis disebut emisi nokturnal.

Beberapa orang mungkin melakukan masturbasi untuk melepas stres. Satu karyawan perusahaan di Inggris bahkan dilaporkan memiliki hari cutinya sendiri khusus untuk masturbasi.

Oleh karena itu ketika masturbasi dihentikan maka hal yang paling mungkin bisa langsung terasa adalah penumpukan stres. Untuk mengatasi hal ini kamu bisa mencari aktivitas pengalih perhatian lainnya.

Bagi pria frekuensi dirinya ejakulasi menurut studi bisa berkaitan dengan risiko kanker. Semakin sering seseorang ejakulasi maka risiko untuk terjadi kanker prostat dikatakan studi dalam jurnal European Urology akan semakin berkurang.

Menurut penelitian tersebut, ejakulasi sebanyak 21 kali dalam sebulan bisa memangkas risiko kanker prostat hingga 33 persen. Artinya kalau ejakulasi kamu bergantung pada masturbasi, berhenti akan meningkatkan risiko kanker.

Masturbasi yang dilakukan terlalu bersemangat dapat menimbulkan cedera pada organ intim. Bagi wanita vaginanya mungkin jadi lecet sementara pria beberapa kali dilaporkan mengalami kejadian penis patah akibat tekanan berlebihan saat masturbasi.

Kalau kamu berhenti masturbasi maka risiko terjadi hal tersebut tentu secara otomatis akan hilang.

(fds/fds)

Berita Terkait