Dikutip dari TimesLIVE, Tamaryn didiagnosis pada Juni 2015 silam saat dirinya masih menjadi mahasiswa kedokteran. Ia pun segera mendapatkan pengobatan.
"Saya kemudian berbicara dengan dosen saya untuk mendapatkan bantuan dari dokter spesialis di Groote Schuur. Universitas sangat mendukung seluruh proses pengobatan dan menawarkan konseling. Perawatan saya berlanjut sampai saya mengembangkan hepatitis sekunder," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia terus melakukan pengobatan hingga akhirnya sembuh dari TB. Namun, Tamaryn mengaku bahwa rasa sakitnya itu membuat ia merasa trauma. Apalagi ia sempat menyembunyikan penyakitnya itu dari beberapa anggota keluarga karena takut terisolasi.
"Saya belajar bahwa kita tidak harus menanggung semuanya secara sendiri. Saya kecewa pada diri saya karena jatuh sakit, menempatkan beban lebih pada keluarga saya dan menunda ujian sebagai mahasiswa kedokteran tahun ketiga," tuturnya.
Akhirnya, ia pun sangat vokal untuk menghilangkan stigma terhadap beberapa penyakit, seperti TB, hepatitis, dan HIV-AIDS. Tamaryn berharap dapat membantu orang lain dalam menghadapi perjuangan mereka melawan suatu penyakit.
Tonton juga video 'Catriona Gray Asal Filipina Juara Miss Universe 2018':












































