"Peminat bisa jadi bertambah karena usia pernikahan yang semakin mundur di 2019. Namun harus menjadi catatan, teknologi reproduksi berbantu termasuk bayi tabung tidak menjadi jawaban pada pasangan yang mengalami masalah kesuburan," kata Guru Besar Tetap Universitas Indonesia (UI) Bidang Kedokteran Prof dr Budi Wiweko SpOG (K).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risiko mengalami kesuburan semakin meningkat seiring petumbuhan usia. Menurut dr Iko, masalah kesuburan menjadi salah satu penyebab gagalnya proses kehamilan di teknologi reproduksi berbantu. Masalah kesuburan harus diatasi terlebih dulu sebelum mengusahakan keturunan dengan teknologi reproduksi berbantu.
Terlepas dari rencana atau peluang memiliki keturunan, dr Iko juga berpesan selalu menjalankan pola hidup sehat. Sesuai siklus, persediaan sel telur pada perempuan menurun drastis di usia 35-37 tahun. Penurunan ini bisa terjadi lebih dini bila perempuan menerapkan gaya hidup buruk, misal merokok. Selain kuantitas, penurunan juga bisa terjadi kualitas sel telur.











































