"Semakin lama pasien berbaring maka risiko terkena infeksi par sebetulnya makin besar. Berbaring menyebabkan reflek batuk turun, sehingga kuman yang ada di areal mulut makin mudah masuk ke paru-paru," kata dokter ahli infeksi paru dr Fathiyah Isbaniah SpP (K), FIRS dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan pada detikHealth, Senin (14/01/2019).
Serangan kuman makin parah karena daya tahan pasien stroke yang biasanya lemah. Seiring waktu pasien mulai menunjukkan gejala infeksi yang antara lain terdiri atas demam hingga 39 derajat Celcius, batuk, dan napas pendek yang semakin parah setiap hari.
Bila menemukan gejala tersebut, dr Fathiyah menyarankan segera membawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat. Dokter akan mendiagnosa penyakit terlebih dulu sebelum meresepkan obat untuk mengatasi infeksi. Obat tentunya dipilih yang tidak menguatkan atau melemahkan efek obat lain yang tengah dikonsumsi.
Terkait upaya pencegahan, dr Fathiyah menyarankan lingkungan sekitar membantu pasien menjaga kesehatan dan kebersihannya. Konsultasi, minum obat, menjaga kebersihan kamar, dan tangan membantu menurunkan risiko terkena infeksi paru-paru.
Baca juga: Kabar Duka, Robby Tumewu Meninggal Dunia |
Simak juga video 'Infeksi Paru Jadi Penyebab Robby Tumewu Tutup Usia':