Keluarga, Kunci Anak Berkelamin 'Ambigu' Tidak Nge-down

Keluarga, Kunci Anak Berkelamin 'Ambigu' Tidak Nge-down

Widiya Wiyanti - detikHealth
Kamis, 17 Jan 2019 07:32 WIB
Keluarga, Kunci Anak Berkelamin Ambigu Tidak Nge-down
Kelainan hormon bisa membuat ciri fisik tidak sesuai dengan jenis kelamin asli (Foto: iStock)
Jakarta - Anak berkelamin 'ambigu' seperti 46,XY Disorders of Sex Development (DSD) kerap dibesarkan sebagai perempuan padahal dirinya laki-laki, karena terdiagnosis sudah saat usia pubertas.

Menurut dokter anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr dr Andi Nanis Sacharina Marzuki, SpA(K), anak-anak ini nantinya akan mengalami psikososial dengan lingkungannya.

"Itu ada konflik, itu bahkan dia merasa harus keluar sekolah, pindah rumah bahkan, karena sekelilingnya nggak enak, psikososial, jadi bahan pembicaraan orang lain karena ini kan keturunan," ujarnya saat ditemui di Gedung IMERI FKUI Salemba, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Agar tidak terjadi hal demikian, Ketua Pengurus Nasional Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ichsan Malik mengatakan bahwa kunci terpenting adalah peran keluarga. Bagaimana membuat si anak nyaman meskipun baru mengetahui kebenaran mengenai jenis kelaminnya.

"Kita kembali lagi ke nature keluarga, kalau dia diterima di keluarga, kalau dia juga dikembangkan dengan baik, maka masyarakat akan siap juga, maka negara juga akan siap, dunia pun akan siap. Makanya semua pendekatan kita ke pendekatan keluarga. Jangan hanya pendekatan individunya," jelas Ichsan.

Ichsan pun mengharapkan semua masyarakat lebih menyadari mengenai potensi adanya kelainan ini. Apalagi jika sudah menemukan adanya kejanggalan saat bayi baru lahir.

"Kita ingin bagaimana secara biologis sehat, secara sosial dia sehat, secara psikologis dia berkembang," tandasnya.




Keluarga, Kunci Anak Berkelamin 'Ambigu' Tidak Nge-down
(wdw/up)
Kelamin Ambigu 46,XY
6 Konten
Beberapa anak dilahirkan dengan kelainan 46,XY Disorders of Sex Development (DSD). Lahir dengan ciri-ciri fisik perempuan, tetapi secara genetik memiliki kromosom sebagai laki-laki. Diperkirakan 1 dari 2.000 anak lahir dengan kelainan ini.

Berita Terkait