"Alat ini membaca sampel DNA sel kanker yang diambil dari pasien kanker payudara. Dengan teknik PCR, kit memberi hasil berupa angka yang mengindikasikan substasi HER 2 dalam pasien kanker payudara. Saat ini kami tengah menguji performa alat, sehingga diharapkan kit bisa secepatnya diakses fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia," kata peneliti Desriani pada detikHealth, Kamis (7/2/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kit berupa kotak berukuran setelapak tangan yang di dalamnya berisi 6 tabung berisi bahan-bahan kimia. Tabung tersebut diisi sampel yang diambil dari pasien, sesuai petunjuk yang terdapat dalam protokol penggunaan kit. Tabung kemudian dimasukkan dalam mesin PCR untuk memastikan peran HER 2 dalam kanker payudara. Pemeriksaan sampel bisa lebih banyak bergantung dari kapasitas mesin PCR.
Menurut Desriani, sekarang timnya sedang dalam tahap mengetahui karakterisasi alat. Uji ini meliputi sensitivitas, stabilisasi, dan blind test jika alat digunakan tenaga kesehatan yang bukan anggota tim riset. Alat seharusnya memberi hasil yang sama terlepas dari penggunanya asal memiliki kompetensi dalam penerapan PCR. Sensitivitas dan stabilisasi yang baik memungkinkan alat selalu mampu memberi hasil akurat.
Kit nantinya bisa menjadi alternatif pemeriksaan kanker payudara HER 2, selain metode yang telah ada sebelumnya. Dengan harga yang lebih terjangkau dan hasil akurat, Desriani berharap kit bisa diakses seluruh rumah sakit tipe A di seluruh Indonesia. Hasilnya kanker payudara HER 2 lebih mudah terdeteksi, sehingga pasiennya bisa segera mendapat terapi penyembuhan.
Tonton video 'Tips Beri Tahu Orang Terdekat Saat Didiagnosa Kanker Payudara':
(up/up)











































