Aktivitas Regina yang mempromosikan kesadaran dan pencegahan dini HIV bisa didorong atas pengalaman pribadinya sendiri. Ketika Regina masih berusia 20 tahun, kekasih dan pasangan seksual pertamanya ternyata seorang pria pengidap HIV.
"Saya waktu itu ketakutan. Butuh waktu dua tahun memberanikan diri untuk akhirnya memeriksakan diri dengan tes HIV," kata Regina kepada WebMD, seperti dikutip Senin (25/2/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untungnya hasil tes menunjukkan kalau Regina bersih dari HIV. Tes diprakarsai oleh LSM Black AIDS Institute pada tahun 2007 yang menawarkan artis tes HIV demi meningkatkan kesadaran publik.
Regina menjadi duta resmi untuk Black AIDS Institute pada pertengahan tahun 2008. Ia menjadi mentor bagi pemuda kulit hitam dan wanita latin, mengejarkan mereka kemampuan untuk mengembangkan dirinya.
"Sekarang ini terinfeksi HIV bukan berarti hukuman mati. Tapi kalau kamu tidak pernah berusaha cari tahu, itu baru bisa jadi hukuman mati," kata King.
Meski HIV tidak mendiskriminasi, statistik di Amerika Serikat (AS) menunjukkan kalau penyebaran HIV lebih tinggi di komunitas orang kulit hitam daripada kulit putih. Laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pernah menyebut kalau 46 persen pengidap HIV di AS adalah orang kulit hitam.
"Angkanya sangat mengkhawatirkan. Saya pikir ini karena kurang informasi," pungkasnya.
Simak juga video 'Haru! Reaksi Masyarakat Terhadap Pejuang HIV':












































