"Dari hasil visum luar, korban diduga mengalami serangan jantung dan dimungkinkan punya penyakit dalam," kata Rusmin seperti dikutip dari detiknews.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini diketahui setelah peneliti melakukan eksperimen pada 110 orang dewasa yang memakai alat pengecek tingkat suara dan aktivitas jantung.
Peneliti Charlotta Eriksson dari Karolinska Institute, Swedia, mengatakan polusi suara yang rendah tampaknya bisa menekan aktivitas saraf parasimpatik. Itulah kenapa suara-suara merdu sering dirasa bisa membuat rileks menurunkan detak jantung.
Sebaliknya polusi suara yang tinggi mendorong aktivitas saraf simpatik. Hal ini membuat detak jantung meningkat, pembuluh darah mengecil, dan tubuh masuk dalam respons "fight or flight".
Peningkatan detak jantung dan tekanan darah diketahui bisa meningkatkan risiko masalah kardiovaskular terlebih bila seseorang sudah memiliki faktor pendukung lain.











































