"Tahap yang kita lakukan sekarang adalah memetakan karakter sel telur wanita Indonesia. Tiap ovum ternyata punya ciri khas sehingga vaksin yang dihasilkan mungkin punya lingkup terbatas. Artinya persiapan sebelum pemberian vaksin lebih spesifik, dengan efek samping minim," kata peneliti vaksin Unair Prof Chairul Anwar Nidom pada detikHealth, Selasa (26/2/2019).
Sel telur pada wanita menjadi pilihan peneliti untuk menerapkan vaksin kontrasepsi. Menurut Prof Nidom, sel telur punya kemampuan seleksi sperma alami. Kemampuan alami inilah yang menjadi dasar pengembangan teknologi kontrasepsi. Vaksin dirancang sedemikian rupa sehingga tubuh wanita bisa menolak sperma saat tidak punya rencana hamil, meski tetap berhubungan seksual dengan pasangannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teknologi serupa juga tengah dikembangkan di India dan China. Nidom mengatakan, peneliti di kedua negara sudah usai memetakan karakter sel telur penduduk wanitanya. Nidom yakin Indonesia segera menyusul kemajuan teknologi di kedua negara tersebut, hingga mampu menyediakan vaksin kontrasepsi.











































