Dikutip dari studi yang dipublikasi dalam jurnal The Permanente 2008, konsumsi sabu dapat meningkatkan hormon dopamin di otak 1.000 persen lebih tinggi dari normal. Menurut dr Nicole Lee dari National Drug Research Institute, Australia, banjir hormon dopamin dapat menyebabkan seseorang merasa penuh energi, percaya diri, dan senang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah bila konsumsi sabu dilakukan berulang hingga ketergantungan, efek buruk jadi semakin parah menimbulkan gejala putus obat atau sakau bila seseorang tidak mendapatkan dosis sabunya.
Ciri-ciri orang yang sedang sakau sabu menurut dr Nicole di antaranya mudah marah, serangan panik, sikapnya berlebihan, kelelahan, hingga lapar ekstrem. Biasanya butuh waktu 12-18 bulan untuk seseorang bisa benar-benar lepas dari kondisi sakau ini.
"Ini yang membuat orang susah lepas dari sabu. Karena menahan perasaan 'datar', gelisah, lalu cemas selama lebih dari satu setengah tahun adalah waktu yang lama," pungkasnya.











































