Drama Pemilu di RS Jiwa, Repot Melipat Kartu Suara Malah Lupa Nyoblos

Drama Pemilu di RS Jiwa, Repot Melipat Kartu Suara Malah Lupa Nyoblos

Rosmha Widiyani - detikHealth
Rabu, 17 Apr 2019 17:15 WIB
Drama Pemilu di RS Jiwa, Repot Melipat Kartu Suara Malah Lupa Nyoblos
I Wayan Suardana melakukan pendampingan pada ODGJ saat Pemilu pada Rabu (17/4/2019). (Foto: Rosmha/detikHealth)
Bogor - Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) memfasilitasi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang hendak memberikan hak suaranya. Tercatat, sebanyak 7 orang ODGJ telah melengkapi syarat administratif berupa KTP dan formulir A5 sehingga bisa nyoblos.

RSMM tentunya menyediakan pendampingan bagi para ODGJ yang membutuhkan bantuan selama nyoblos kertas suara. Salah satu pendamping adalah I Wayan Suardana yang telah menjadi pendamping ODGJ sejak 1984.

"Ada pengalaman unik selama jadi pendamping saat Pemilu. Mereka kadang suka lupa detail, misal kertas suaranya udah dibuka tapi nggak dicoblos malah dilipat lagi. Di ruangan ini mungkin ada ODGJ yang ngerti namun ada juga yang tidak," kata Suardana pada detikHealth, Rabu (17/4/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


I Wayan Suardana, pendamping ODGJI Wayan Suardana, pendamping ODGJ Foto: Rosmha/detikHealth


Suardana saat Pemilu berlangsung mendampingi seorang ODGJ lanjut usia yang juga mengalami gangguan pendengaran. Dengan keterbatasan pasien, Suardana menyatakan dirinya hanya membantu tanpa mengarahkan pilihan ODGJ. Selama mendampingi, Suardana disertai seorang saksi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menjamin keabsahan suara ODGJ.

Menurut Suardana, Pemilu tahun ini sebetulnya tak jauh beda dengan yang pernah dilakukan sebelumnya. Namun kertas suara yang disediakan terlalu banyak dan panjang sehingga susah dilipat. Belum lagi banyak foto, gambar, dan warna dalam kertas suara yang berisiko mengakibatkan ODGJ bingung.

"Buat masyarakat lain memang tidak masalah. Saya kira ada pengecualian untuk ODGJ eh ternyata sama saja kertas suaranya," kata Suardana.

Pendamping yang kini berusia 57 tahun ini menyambut positif fasilitasi yang diberikan pemerintah dan rumah sakit untuk ODGJ. Namun Suardana berharap bisa ada model kertas suara maupun aspek pelaksanaan nyoblos lain yang lebih ringkas untuk ODGJ.




Tonton juga video Tak Mau Kalah, Orang Gangguan Jiwa di Bogor Juga Nyoblos:

[Gambas:Video 20detik]

(up/up)
Nyoblos di Rumah Sakit
21 Konten
Sedang dalam perawatan di rumah sakit tidak perlu jadi alasan untuk tidak mencoblos dalam Pemilu 2019. Pasien dan keluarga yang menjaganya akan difasilitasi untuk bisa tetap menyalurkan hak pilihnya. Apa saja syaratnya dan bagaimana caranya?

Berita Terkait