Psikolog RS Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro mengatakan para caleg yang tidak disebutkan namanya itu memanfaatkan konsultasi yang disediakan pihak rumah sakit. Mereka datang sebelum hari pencoblosan.
"Mereka datang bersama istrinya tepat sebelum coblosan Pemilu kemarin. Keluhan keduanya mulai mengarah pada fisik mereka," kata Probo, Kamis (25/4/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka ketika datang kemari mengaku mau coba alih profesi menjadi calon legislatif. Pas mau proses coblosan, ada rasa khawatir kalah yang menghantui mereka. Makanya keluhannya sulit tidur dan jantungnya berdebar kencang," jelas Probo.
Yang jelas potensi para caleg mengalami stres itu jadi makin besar sekali. Apalagi yang cuma mengejar uang saja, dia pasti jor-joran. Ujung-ujungnya dia bisa mengalami gangguan psikis beratProbowatie Tjondronegoro - psikolog |
Biasanya jika terjadi gejala tersebut pada orang yang berkompetisi, maka orang tersebut menurut Probo tidak siap menerima kekalahan. Faktornya macam-macam salah satunya jika sudah mengeluarkan banyak uang untuk nyaleg sehingga khawatir kalah.
"Bisa jadi dampak yang ditimbulkan jika seseorang tidak siap menerima kekalahan," pungkasnya.
Potensi caleg mengalami stres memang cukup besar apalagi yang sudah jor-joran dengan hartanya. Selain itu, lanjut Probo, kali ini Pileg bersamaan dengan Pilpres sehingga caleg kurang mendapat kesempatan menyampaikan visi dan misi, hal itu menimbulkan kekhawatiran soal peluang menang mereka.
"Yang jelas potensi para caleg mengalami stres itu jadi makin besar sekali. Apalagi yang cuma mengejar uang saja, dia pasti jor-joran. Ujung-ujungnya dia bisa mengalami gangguan psikis berat," tandasnya.











































