Karena tujuan pemakaiannya yang seperti itu, tisu magic jadi identik dengan aktivitas yang ditabukan. Tak heran meski dijual bebas, dalam praktiknya selalu ada rasa sungkan untuk membelinya di minimarket.
Pembeli kadang harus menunggu sepi agar tidak ketahuan orang lain, atau mengambilnya diam-diam dari raknya. Kalaupun harus meminta pramuniaga, kadang tidak terang-terangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demikian pula, penjual juga kerap salah tingkah ketika diminta menjelaskan fungsi dan cara kerja tisu tersebut. Beberapa penjaga toko yang ditemui detikHealth malah cekikikan dan tersipu malu saat ditanya-tanya.
Memangnya siapa sih yang biasanya beli tisu magic? Al, seorang penjaga toko obat di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur mengakui kebanyakan pembeli adalah pria dewasa dengan tujuan untuk meningkatkan performa seksual.
"Yang beli kebanyakan pria, bapak-bapak gitulah usia 40-50 tahun. Kalau sekarang emang sepi, tapi tisu ini lumayanlah yang mau. Soalnya untuk kekuatan mereka," katanya.
Faktanya, banyak juga yang memakai tisu ini untuk tujuan lain. Karena memberikan sensasi kebas, beberapa orang memakainya untuk mengatasi kram dan cedera saat olahraga. Juga untuk merawat luka sebagai antiseptik, walaupun dokter tidak menganjurkan.
Wah, benar-benar 'magic' ya!
(Rosmha Widiyani/up)











































