Kerusakan organ dan fungsi ini diawali pengerasan hati atau biasa disebut sirosis. Bila berlanjut, kondisi ini bisa berkembang menjadi kanker hati.
"Risikonya lebih besar pada pengguna narkoba suntik dibanding yang dihirup atau ditelan langsung. Biasanya butuh 25-30 tahun, tapi untuk pengguna narkoba hanya perlu 5 tahun," kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Dr dr Andri Sanityoso Sulaiman, SpPD-KGEH pada temu media eliminasi hepatitis di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (22/7/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cepatnya korban narkoba mengalami kanker hati disebabkan terjadinya infeksi 2 virus bersamaan. Penggunaan jarum suntik, apalagi yang bergantian, berisiko terinfeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) serta Hepatitis B dan C. Virus tersebut mengakibatkan sirosis hingga terjadi kanker hati.
Virus Hepatitis B bahkan bisa langsung mengakibatkan kanker, tanpa perlu melalui sirosis. Menurut dr Andri, virus Hepatitis B menyerang langsung inti sel hati sehingga kerusakan yang ditimbulkan lebih berat. Hal ini berbeda dengan virus lain yang menyerang sel sekitar inti sehingga kerusakan terjadi bertahap.
Mudahnya korban narkoba suntik terkena sirosis dan kanker hati juga diakibatkan cara konsumsinya. Zat dimasukkan langsung ke dalam darah yang memudahkan virus menginfeksi tubuh korban narkoba.
(up/up)











































