Nunung terlihat baik-baik saja, meski setelah puluhan tahun mengonsumsi narkoba. Padahal, kebiasaannya mengonsumsi narkoba bisa meningkatkan risiko kerusakan dan bahkan kanker hati.
Menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Dr dr Andri Sanityoso Sulaiman, SpPD-KGEH, kondisi yang terlihat baik dari luar belum tentu aman dari risiko kanker hati. Penyakit ini hanya bisa diketahui lewat pemeriksaan fungsi hati di laboratorium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dr Andri, risiko berasal dari bahan narkoba yang terkontaminasi virus. Selanjutnya, virus masuk ke dalam pembuluh darah kapiler yang ada di hidung. Dengan cara ini virus sampai di hati dan mengakibatkan terjadinya kanker.
Infeksi pada pengguna narkoba yang dihirup berbeda dengan yang disuntik. Pada korban narkoba suntik, jarum yang digunakan bergantian menjadi media penularan virus. Selanjurnya virus langsung masuk ke dalam aliran darah.
Kanker hati awalnya tidak menunjukkan gejala tertentu hingga akhirnya memasuki tahap lanjut. Sama seperti kanker lain, korban narkoba harus melalui berbagai pemeriksaan untuk penegakan diagnosa kanker.
(up/up)











































