"Mirip bahasa Rusia campur Belanda," katanya.
Menanggapi hal ini, dokter bedah saraf dari RS Mayapada, dr Roslan Yusni Hasan SpBS mengatakan bahwa stroke yang dialami Vabyo kemungkinan mengenai bagian otak yang disebut Broca dan Wernicke, area yang berperan pada proses bahasa serta kemampuan untuk berbicara. Area ini dominan berada di otak kiri.
Saat seseorang bisa berbicara bahasa lain yang sebelumnya tidak ia pahami, dokter yang akrab disapa Ryu itu menyebut hal itu bisa terjadi karena fenomena yang disebut hyper recalling pada memori otak.
"Otak kita kan menampung semua informasi. Contoh bisa baca Al-Quran masuk ke memori, atau dengar bahasa Belanda masuk ke memori. Nah, apa yang pernah didengar itu dipanggil lagi atau disebut hyper recalling," jelas dr Ryu kepada detikHealth, Senin (12/8/2019).
dr Ryu menambahkan, biasanya orang yang seperti itu hanya bisa berbicara tanpa memahami apa yang tengah ia bicarakan.
Begitu pula dengan ingatan Vabyo yang setiap bangun tidur, ingatannya 'terhenti' di tahun tertentu sampai ia tak bisa mengenali teman dan bahkan keluarganya sendiri.
"Itu juga hyper recalling, dia panggil kembali ingatan pas kapan... Stroke itu membuat orang berbeda dari biasanya pokoknya," tandas dr Ryu.
Simak Video "RS PON Ajak Masyarakat Jalan Sehat dalam Memperingati World Stroke Day"
[Gambas:Video 20detik]
(wdw/up)