Menanggapi hal itu spesialis paru dari Omni Hospital Pulomas, dr Frans Abednego Barus, SpP, mengatakan dalam dunia kedokteran penggunaan masker 'ojol' yang dilapisi pantyliner tak ada fungsi medis sama sekali.
"Dia diciptakan bukan untuk jadi masker. Nah jadi kalau digunakan dengan alih fungsi seperti itu, saya tidak bilang menyesatkan tapi belum ada bukti secara medis itu efektif. Buat apa?" tuturnya saat dihubungi detikcom, Senin (16/9/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski mungkin tak berbahaya, penggunaannya dirasa tak perlu. Untuk menghindari paparan polusi lebih disarankan tidak beraktivitas di luar ruangan.
"Memang betul, hindari keluar rumah lebih baik. Pakai masker semoga membantu, meski saya tidak bisa mengatakan akan berhasil menangkal," papar dr Frans.
Senada dengan hal tersebut, dr Rezki Tantular, SpP, dari RSUD Saiful Anwar Malang menyebut memakai masker pantyliner belum terbukti lebih baik pakai masker N95 karena sifatnya bukan untuk menyaring udara yang masuk.
"Pantyliner bukan untuk penyaring udara, yang disarankan adalah jenis masker N95. Namun pemakaian N95 harus sesuai juga. Kalau tidak pas ya fungsinya engga optimal, kalau pas bisa menyaring hingga 95 persen partikel halus," sebut dr Rezki.
(kna/fds)











































