Menanggapi hal tersebut, spesialis paru dr Anna Roliyazani, Mbiomed, SpP, mengatakan kabut asap hanya faktor yang melemahkan daya tahan tubuh sang bayi sehingga ia menjadi rentan terkena penyakit. Sehingga secara langsung, kabut asap bukan menjadi penyebab utama kematian bayi.
"Kabut asap bukan yang menyebabkan dia langsung meninggal. Itu hanya faktor yang melemahkan daya tahan tubuh," katanya saat dijumpai detikcom, Jumat (20/9/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk kerentanan pada bayi, semua tergantung dari kepekatan asap, seberapa cepat daya tahan tubuh anak menurun dan seberapa cepat pertolongan yang diberikan pada timbul gejala pada bayi. Faktor lain yang juga menjadi pemicu yakni kandungan dari kabut asap itu sendiri. "Kabut asap punya kandungan juga seperti CO2, SO2 yang menyebabkan racun, toksik inhalasi," sebutnya.
dr Anna menyebut bisa saja awalnya bayi sangat sehat lalu terpapar kabut asap langsung selama berjam-jam sehingga membuat daya tahan tubuhnya drop drastis yang membuat kuman dan infeksi masuk ke tubuh bayi malang itu.
"Boleh jadi awalnya nggak ada kuman yang masuk. tapi kabut asapnya sendiri membuat peradangan paru yang terus menerus dan saluran napasnya menjadi hipersensitif dan menyempit sehingga membuat napasnya susah baru di situ akan banyak kuman yang bisa masuk," pungkasnya.
(kna/fds)











































