Namun, pernikahan yang kurang persiapan perlu diwaspadai. Mengingat banyaknya kasus perceraian akibat pernikahan yang sebenarnya belum dipersiapkan. Baru-baru ini wacana untuk mewajibkan kursus pranikah dilontarkan sebagai bentuk solusi pencegahan hal tersebut.
Tak hanya mengenai tingkat perceraian, masalah kesehatan reproduksi juga menjadi salah satu fokus dalam kursus pranikah ini. Banyak pasangan yang menikah kemudian mendapatkan dirinya malah terkena Infeksi Menular Seksual (IMS) dari pasangannya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH, Mantan Menteri Kesehatan RI tahun 2012-2014, menegaskan pentingnya persiapan pranikah bagi calon suami dan istri. Ada banyak permasalahan yang perlu dipersiapkan sebelum menikah. Seperti aspek psikologis, kesehatan reproduksi, hak reproduksi antara suami dan istri hingga masalah kesetaraan gender.
"Misalnya waktu itu dalam bidang saya, ada calon suami yang sudah positif (HIV-AIDS) tapi mereka jatuh cinta atau calon istrinya, dan mereka tidak berani membuka diri, ini bisa dibantu dengan persiapan pernikahan," ujarnya saat ditemui detikcom di gedung PKBI, Jakarta Selatan, Jumat (15/11/19).
Melihat banyaknya permasalahan yang akan dihadapi ketika kurangnya persiapan. Kursus pranikah ini tepat jika dilaksanakan dan disosialisasikan dengan luas. Dengan mempersiapkan pernikahan masalah IMS bisa terhadang karena adanya keterbukaan sebelum menikah.
Ia juga menjelaskan bahwa jikalau ada salah satu pasangan yang positif terkena HIV-AIDS, dengan persiapan pranikah inilah dapat dicari cara agar menghindari penularan pada pasangannya.
"Itu bisa diberikan dari tim persiapan pernikahan, tidak hanya dari segi agama tapi juga dari segi kesehatan, kesehatan psikologis, dan sebagainya," pungkasnya.
(up/up)











































