Wakil Ketua Komnas Perempuan Budi Wahyuni, menilai hal ini masuk dalam bentuk ekshibisionisme yang agresif. Namun demikian menurut ahli perlu pemeriksaan motif lebih lanjut untuk benar-benar bisa memastikannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ekshibisionisme (korban) perempuannya tidak dikenal dan biasanya di depan banyak orang," ungkapnya.
Ekshibisionisme dijelaskan oleh seksolog dr Heru Oentoeng, MRepro, SpAnd, sebagai gangguan perilaku seksual. Pengidap ekshibisionisme dapat merasakan kepuasan psikologis ketika melihat korban syok dan ketakutan saat ditunjukkan kelaminnya.
Pada kasus pria di Tasikmalaya kemungkinan dirinya sampai melempar sperma untuk semakin menimbulkan efek syok.
"Memang dia sengaja melempar (sperma) untuk kenikmatan dia, kepuasaan psikologis dia. Sampai korbannya ketakutan semakin menambah kepuasaan kenikmatan dia. Itu kan ciri-ciri ekshibisionis, semakin korban teriak-teriak semakin senang dia," pungkas dr Heru.
(fds/up)











































