Kekhawatiran muncul di masyarakat menyusul adanya informasi bahwa 238 WNI dari Wuhan yang saat ini menjalani observasi kesehatan selama 14 hari di Natuna, tidak menjalani tes swab atau cek tenggorokan. Tes swab dilakukan untuk mengindentifikasi virus corona di manusia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu mengatakan tes tersebut tidak dilakukan karena WNI yang dikarantina di Natuna dipastikan dalam keadaan sehat.
"Kalau dalam keadaan sehat tidak di-swab. Nah kalau mereka nggak apa-apa masa di swab? SOP observasi itu begitu," katanya kepada media beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya beberapa pemberitaan menyebutkan bahwa salah satu alasan tidak dilakukan tes swab adalah karena biayanya yang mahal. Benarkah demikian?
"Per orang rata-rata total unit cost mulai dari ambil spesimen, transport, pemeriksaan PCR sekitar Rp 1,5 juta," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, Siswanto, Selasa (11/1/2020).
PCR atau Polymerase Chain Reaction adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi virus corona dan digadang-gadang mampu melakukan pemeriksaan dalam waktu satu hari.
Prosedur pemeriksaan tes swab tidak dilakukan oleh WNI di Natuna semata-mata karena mereka tidak menunjukkan gejala. Pemeriksaan swab hanya dilakukan jika ada gejala klinis seperti influenza berat, demam, gangguan pernapasan, atau batuk.
(kna/up)











































