Beberapa negara, seperti China dan Italia sudah mulai melakukan pencegahan atau antisipasi datangnya gelombang kedua atau second wave pandemi virus Corona COVID-19 . Gelombang kedua merupakan munculnya epidemi baru, menyusul dari epidemi yang sebelumnya dianggap telah selesai. Hal ini terjadi karena penyakit ni masuk ke populasi yang tidak mempunyai kekebalan kelompok atau herd immunity.
Fenomena ini pun mulai menjadi pertanyaan, apakah bisa terjadi juga di Indonesia? Panji Fortuna Hadisoemarto yang Staf Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran mengatakan kondisinya belum mengarah ke risiko tersebut.
"Kalau Indonesia, sekarang belum waktunya mengkhawatirkan gelombang kedua. Karena gelombang pertamanya saja belum selesai atau belum bisa diselesaikan," ujarnya pada detikcom, Rabu (15/4/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Panji, keberadaan gelombang kedua ini sebaiknya dikhawatirkan jika gelombang pertama virus Corona sudah diselesaikan. Jika itu terselesaikan, baru memperkirakan strategi untuk menghadapinya. Misalnya, melepas intervensi yang telah dilakukan seperti pembatasan sosial dan karantina.
"Jadi nanti kalau gelombang pertama sudah selesai, baru nanti kita bertanya apakah kalau intervensi ini dilepas atau diangkat, apakah bisa mendapatkan gelombang kedua," katanya.
Untuk prediksi kapan terjadinya gelombang kedua di Indonesia, Panji pun belum memperhitungkannya. Sebelum prediksi dilakukan, kemungkinan harus ada pembaruan terkait kebijakan yang telah dijalankan.
Contohnya seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan dengan asumsi akan efektif. Menurut Panji, ini akan mengubah kesempatan penularan, sehingga mungkin akan menggeser epidemi COVID-19 di Indonesia sendiri.
(sao/up)











































