Relawan Uji Vaksin Corona Sinovac Wajib Tinggal di Bandung

Relawan Uji Vaksin Corona Sinovac Wajib Tinggal di Bandung

Siti Fatimah - detikHealth
Rabu, 22 Jul 2020 17:45 WIB
Relawan Uji Vaksin Corona Sinovac Wajib Tinggal di Bandung
Virus Corona COVID-19 (Foto: Agung Pambudhy)
Bandung -

Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran Porf Kusnandi Rusmil mengatakan, relawan yang menjadi subjek penelitian vaksin Corona Sinovac harus bertempat tinggal di Bandung Raya. Hal tersebut dilakukan guna mempermudah proses pemantauan uji klinis vaksin selama enam bulan lebih.

"Hanya yang tinggal di Kota Bandung. Kalau luar kota mau ikut ini, pindah dulu ke Kota Bandung," kata Kusnandi di Rumah Sakit Pendidikan Unpad Jalan Eyckman nomor 38 Kota Bandung, Rabu (22/7/2020).

Dia mengatakan, seluruh relawan nantinya akan melakukan pelaporan rutin dan pemantauan ketat secara berkala mulai dari tiga hari, lima hari, 14 hari melalui puskesmas-puskesmas atau tempat uji klinis yang sudah dilatih. Tempat-tempat tersebut yaitu Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad, Unpad Dipatiukur, Puskesmas Garuda, Puskesmas Ciumbuleuit, Puskesmas Sukaparkir, dan Puskesmas Dago.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menjadi tempat uji klini, keenam tempat tersebut juga bisa digunakan bagi masyarakat yang ingin mendaftar sebagai relawan vaksin COVID-19. Seluruh relawan nantinya akan mendapatkan asuransi kesehatan selama penelitian berlangsung

"Diberikan asuransi selama ikut penelitian, dan tidak dibayar karena mereka secara sukarela. Terus kita pantau ketat, tiga hari, lima hari, 14 hari, dan seterusya. Kalau dia sakit, apakah gejala dari vaksin itu atau tidak? nanti dia periksa ke dokter lain, saya yang akan tanya ke dokter itu lebih dalam," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Adapun persyaratan relawan vaksin Sinovac yaitu berusia 19 sampai 59 tahun, bertempat tinggal di Kota Bandung, dan tidak pernah memiliki riwayat penyakit COVID-19. "Jadi ini kan vaksin dari virus yang sudah dimatikan, makanya kita akan berikan kepada subjek yang sehat," tambahnya.

Usia subjek menjadi pertimbangan karena pihaknya menilai, usia tersebut masuk pada usia produktif. Diharapkan vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh dapat bekerja secara optimal.

"Di usia produktif semua yang kita lakukan, antara usia 19 sampai 59 tahun. Kalau kita melakukan untuk anak-anak dan orang tua, itu desain penelitiannya harus beda. Karena yang kena COVID-19 kebanyakan orang dewasa, orang yang sedang bekerja," kata Kusnandi.

Meskipun pendaftaran relawan belum dibuka, Kusnandi menuturkan sudah banyak pendaftar yang masuk salah satunya beberapa dokter dari Rumah Sakit Jakarta.

"Tapi saya tolak, itu pegawai rumah sakit sama dokternya. Karena mereka tidak tinggal di Bandung, susah kita mengawasinya. Yang mendaftar juga sudah banyak yang ingin ikut, tapi kan kita belum mulai, nanti awal Agustus," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait