Alasan Ilmiah Wanita Mudah Marah Saat PMS

ADVERTISEMENT

Alasan Ilmiah Wanita Mudah Marah Saat PMS

Defara Millenia Romadhona - detikHealth
Senin, 10 Agu 2020 18:42 WIB
Upset woman has first symptoms of pms. She is sitting on a sofa and  touching her stomach. She is going to cry.
Ada berbagai macam gejala PMS. (Foto: iStock)
Jakarta -

Menstruasi merupakan perubahan fisiologis di dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Sudah menjadi rahasia umum saat menjelang menstruasi, wanita bisa mengalami perubahan suasana hati atau sering disebut premenstrual syndrome (PMS).

"Anda akan tahu naik turunnya emosi ini karena PMS jika dimulai secara konsisten seminggu hingga dua minggu sebelum menstruasi dan berhenti satu atau dua hari setelah menstruasi dimulai," ucap Carol Livoti, MD, Ginekolog di New York.

Bagi pria, rasanya mungkin menjengkelkan berhadapan dengan wanita yang sedang mengalami PMS. Hal ini membuat pria penasaran apa yang terjadi dan apakah bisa diobati?

Dilansir dari Everydayhealth, peneliti sebetulnya tidak tahu pasti alasan PMS bisa memicu gangguan emosi pada wanita, namun secara umum hal ini dianggap akibat gejolak hormon estrogen.

Saat siklus menstruasi, kadar estrogen meningkat perlahan sampai menstruasi wanita berakhir. Puncak hormonal dianggap menyebabkan perubahan suasana hati.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hormon wanita berinteraksi dengan otak yang dapat mempengaruhi suasana hati saat PMS. Oleh sebab itu, suasana hati wanita cepat berubah.

"Penurunan kadar estrogen selama fase luteal dari siklus mungkin dapat menyebabkan penurunan serotonin, meskipun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi hubungan ini," jelas Livoti.

Dilansir dari Flohealth, sekitar 75 persen wanita merasakan gejala PMS sakit kepala, berat badan bertambah, kembung, payudara nyeri, gelisah, depresi, kelelahan, dan perasaan tidak terkendali. Rata-rata gejala ini dapat terjadi dalam 2 minggu sebelum menstruasi.

Penelitian lain mengatakan bahwa hal ini normal terjadi, karena saat menstruasi estrogen dan progesteron akan meningkat dan memberikan respon pada perubahan hormon. Oleh karena itu, jika pasangan dan atau ibu Anda mengalami PMS jangan mencari obat karena itu bukanlah sebuah penyakit.



Simak Video "Jadi Pengemudi Kok Gampang Emosi?"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT