Tingginya lonjakan kasus virus Corona COVID-19 di Korea Selatan (Korsel) membuat pemerintah setempat kembali menerapkan kebijakan 'lockdown'. Salah satu penyebab tingginya kasus ini adalah karena timbulnya klaster Corona di salah satu kedai di Kota Paju, Korsel, pada awal bulan Agustus.
Dikutip dari Yonhap News, sekitar 50 orang dinyatakan positif COVID-19 dalam klaster ini. Otoritas kesehatan setempat menduga seorang pengunjung wanita berusia 30 tahun telah menjadi super spreader dan menularkan virus Corona di kedai kopi tersebut.
Terlebih sirkulasi udara yang tidak cukup baik dan ditambah penggunaan air conditioner (AC) membuat risiko penularan COVID-19 di kedai kopi itu menjadi lebih besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak dari pengunjung tidak menggunakan masker dan tampaknya tidak ada ventilasi udara yang baik di toko dan AC menyala karena cuaca yang lembab," kata Kepala Pusat Pengendalian dan pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC), Jung Eun-Kyeong.
"Bahkan jika infeksi tidak terjadi melalui transmisi aerosol, transmisi droplet juga mungkin terjadi di ruang tertutup, dan virus bisa menyebar melalui kontak tangan," jelasnya.
Para ahli pun menjelaskan, penularan COVID-19 di kedai kopi bisa terjadi kapan saja. Apalagi, banyak kedai kopi umumnya memiliki desain interior dengan dinding kaca, yang membuat sirkulasi udara menjadi tidak bagus.
(up/up)











































