Wabah virus Corona di Indonesia masih belum bisa dikendalikan. Hingga hari Jumat (11/9/2020), terdapat 3.737 kasus baru membuat total yang sudah terkonfirmasi sebanyak 210.940 kasus. Namun, tampaknya masih ada saja yang tidak percaya terhadap ancaman virus ini.
Di lapangan, mereka yang berjuang langsung menghadapi pandemi ini mulai mengeluh kewalahan dengan kasus yang semakin membeludak.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) membeberkan data jumlah dokter spesialis paru-paru di tiap daerah Indonesia tidak cukup untuk menghadapi kasus yang ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di DKI Jakarta contohnya, 187 dokter paru harus menangani 47.397 kasus per 7 September lalu. Sementara pada waktu yang sama 90 dokter paru di Jawa Tengah kebagian menangani 15.615 kasus.
"Kita PDPI ini sungguh diminta perannya dan memang harus kita akui bahwa kita memang sudah kelelahan, sebaran dokter paru tidak merata, karena dokter paru ini jumlahnya sedikit, tidak cukup untuk mengatasi kasus COVID-19 yang angkanya terus meningkat," kata Ketua Pokja Infeksi PDPI, dr Erlina Burhan, beberapa waktu lalu.
Selain tenaga medis, para penggali kubur jenazah pasien Corona juga mengaku merasakan hal yang sama. Seorang penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, menyebut rata-rata menguburkan 24 jenazah per hari dengan rekor terbanyak pernah sampai mengubur 38 jenazah.
"Kalau boleh jujur mah, saya sudah capek, Mas. Mau minta pindah saja nggak dipindahin, karena yang lain belum tentu mau, apalagi posisinya di protap COVID-19," ungkap seorang penggali yang tak ingin disebutkan namanya pada detikcom.
Kisah bagaimana penggali kubur menghadapi jenazah COVID-19 selengkapnya bisa dibaca di sini: Jerit Pengubur Jenazah Corona
(fds/fds)











































